Hasil Pemilihan Wali Kota Darwin Diumumkan Senin, Amye Un: Kami Berharap yang Terbaik

KUPANG, KOMPAS.com - Pemilihan Wali Kota Darwin Northern Territory, Australia, digelar Sabtu (28/8/2021) pagi.

Calon Wali Kota Darwin Amye Un mengatakan, hasil pemilihan tersebut akan diumumkan pada Senin (30/8/2021).

Amye menyebut, pemilihan dimulai pukul 08.00 waktu setempat hingga sore hari pukul 18.00 waktu setempat.

"Hasilnya baru diketahui pada hari Senin, kami berharap mendapat hasil yang terbaik," ungkap Amye, kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Sabtu malam.

Amye mengaku, baru selesai mengelilingi delapan titik pusat pemungutan suara yang tersebar di Kota Darwin.

Baca juga: Pemilihan Wali Kota Darwin Australia Digelar Besok, Amye Un: Saya Minta Doa Bangsa Indonesia

Di pusat pemungutan suara itu, lanjut Amye, dia harus memantau para pemilih, termasuk beberapa tim sukses yang membantunya.

Menurut Amye, di wilayah Australia utara, siapa yang mencalonkan diri sebagai wali kota, harus bekerja sendiri.

Ia memastikan, dalam pemilihan Wali Kota Darwin, tidak ada kecurangan.

"Di sini, kalau ketahuan melakukan pelanggaran, maka sanksinya 20 tahun penjara. Di sini sangat menjunjung tinggi demokrasi," kata Amye.

Amye mengatakan, akan selalu mengupdate informasi tentang hasil pemungutan suara.

"Nanti hari Senin akan saya sampaikan hasilnya," ujar dia.

Sebelumnya, Amye Un (60), perempuan asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), maju dalam pencalonan Wali Kota Darwin Northern Territory, Australia.

Perempuan kelahiran Amanatun, sebuah daerah di pedalaman Kabupaten TTS itu maju melalui jalur independen.

Kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021), Amye mengaku siap memenangkan pemilihan di Kota yang berbatasan laut dengan wilayah NTT itu.

"Kami ada enam calon yang akan bertarung dalam pemilihan Wali Kota Darwin, dan saya satu-satunya yang maju melalui jalur independen," kata Amye.

Baca juga: Indira Gandhi, Megawati hingga Jokowi, Tokoh yang Menginspirasi Amye Un Terjun di Politik Australia

Perempuan lulusan salah satu SMK di Kota Kupang itu, mengaku sudah menjadi warga negara Australia sejak tahun 1998, setelah menikah dengan pria asal Australia.

Menurut Amye, ia maju sebagai calon wali kota, setelah mendapat dukungan dari masyarakat setempat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Selain mendapat dukungan yang banyak dari arus bawah, Amye menyebut hal itu sebagai kesempatan. Apalagi di wilayah itu sangat menjunjung tinggi demokrasi.

Ia memilih jalur independen, karena tidak ingin terikat dengan partai politik mana pun.

"Kalau di partai kita tidak bisa menyampaikan aspirasi masyarakat dengan baik. Protes dari masyarakat, kalau melalui partai politik, tidak seluruhnya disampaikan ke Parlemen. Kalau independen kita bisa sampaikan apa saja yang diinginkan rakyat," kata Amye.