MAMUJU, KOMPAS.com - AFT tak pernah menyangka akan menjadi salah satu anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus lalu.
Siswi di salah satu sma negeri di Mamasa, Sulawesi Barat, itu menjadi satu dari dua perwakilan pelajar yang ditunjuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulbar untuk mewakili provinsi tersebut.
Namun, di balik kebahagiannya, muncul rasa sedih karena kerap dibully di media sosial.
Lewat direct message (DM) Instagram, dia dituduh menggunakan orang dalam untuk menjadi paskibraka menggantikan Kristina, siswa yang juga berasal dari Sulawesi Barat.
AFT heran mengapa banyak orang yang menuduhnya seperti itu. Padahal, dia sama sekali tidak memiliki kerabat di instansi negara.
Selain itu, dia juga berasal dari keluarga yang sangat sederhana di mana kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai petani hingga sangat mustahil untuk membayar agar bisa lolos menjadi paskibraka nasional.
Meski kerap dibully, AFT hanya bisa mendoakan orang-orang yang menghujatnya.
"Saya hanya bisa mendoakan mereka karena saya percaya mereka menghujat saya karena mereka tidak tahu apa yang saya alami dan juga tidak mengetahui kehidupan saya yang sebenarnya," ucap siswi yang bercita-cita menjadi dokter ini kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8/2021) malam.
Awal mula diminta untuk menjadi paskibraka
Bagi pelajar berusia 16 tahun ini, ditunjuk menjadi paskibraka tingkat nasional merupakan sebuah kejutan.
AFT bersama Muhammad Juandy Ali, siswa SMA 3 Polewali ditunjuk menggantikan Kristina dan Arya Maulana Mulya yang gagal berangkat usa hasi tes PCR positif Covid-19.
Diakui AFT, penunjukkan saat itu begitu tiba-tiba. Kabar menjadi anggota paskibraka nasional diketahuinya ketika sedang berada di sawah membantu ibunya memanen padi sekitar pukul 15.00 WITA, Sabtu (24/7/2021).
Pihak dari Dispora menghubunginya melalui sambungan telepon dan memberikan kabar baik itu.
Permintaan itu langsung disetujui karena AFT menilai penunjukkan merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai anggota paskibraka.
"Saya menganggap bahwa itu bagian dari tanggung jawab saya sebagai anggota paskibraka untuk ditugaskan kapan saja dan di mana saja," kata AFT .