Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bocah 2 Tahun Ditemukan Tewas di Bangunan Kosong, Dianiaya Ayah Tiri Saat Ibu Menolak Diajak Mencuri

Kompas.com - 28/08/2021, 13:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nk, bocah 2 tahun ditemukan tewas di sebuah bangunan kosong di Desa Benakat Minya, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan pada Kamis (26/8/2021).

Saat ditemukan, kakak Nk, Ni yang berusia 5 tahun terus menangis di sebelah adiknya yang sudah tak bernyawa.

Mereka ditemukan pemilik bangunan, Rian Mardianysah. Saat itu pemilik bangunan datang ke lokasi untuk mengukur pintu.

Baca juga: Bocah 5 Tahun Ditemukan Menangis di Sebelah Mayat Adiknya, Dianiaya Ayah Tiri dan Ditinggal di Bangunan Kosong

Saat itu ia melihat ada dua bocah di dalam bangunan. Satu orang menangis dan seorang lagi tergeletak di lantai.

"Satu menangis dan satu tergeletak dan tidak bernapas lagi," kata Rian, warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Talang Ubi dikutip dari Tribunnews.com.

Mengetahui itu, dirinya langsung memberi tahu warga setempat dan kepala desa.

"Setelah warga ramai baru diketahui bahwa korban merupakan warga SP 6, Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi," terangnya.

Baca juga: Tak Boleh Jemput Ibunya, Seorang Anak Dianiaya Ayah dengan Sapu, Ini Ceritanya

Diajak mencuri oleh ayah tiri

Ilustrasi mencurishutterstock Ilustrasi mencuri
Dari keterangan sang kakak yang menangis, ia dan adiknya datang bersama kedua orangtuanya dengan mengendarai motor.

Kemudian ia dan adiknya ditinggal berdua di dalam bangunan tersebut.

"Kami ditinggalkan bapak ibu di sini (lokasi kejadian)," kata kakak korban.

Dikutip dari Tribunnews.com, kejadian tersebut berawal saat ibu kandung korban, DR diajak suaminya atau ayah tiri korban mencuri motor.

Saat itu An memaksa istri dan dua anak tirinya untuk naik ke sepeda motor.

Baca juga: Kisah Pilu di Balik Seorang Bocah Dianiaya karena Curi Kotak Amal, Ayahnya Sakit dan Butuh Uang untuk Makan

Jika tak mau, An mengancam RD akan menghabisi nyawa dua anaknya. RD pun menuruti kemauan suaminya.

Saat kendaraan melaju, RD tiba-tiba lompat dari motor sembari berteriak meminta tolong warga.

"Ibu korban juga sempat berteriak kepada kedua anaknya supaya melompat dari sepeda motor," kata Katim Riksa Polsek Talang Ubi, Bripka Firzan.

Warga yang mengetahui hal tersebut sempat mengejar An yang membawa dua anak tirinya, tapi tak berhasil. Ia kabur ke arah Pendopo Kabupaten PALI.

Baca juga: Aniaya Anak Secara Sadis hingga Tewas, Ibu dan Selingkuhannya Diancam 20 Tahun Penjara

Ilustrasi anak menangis karena dibentak. Ilustrasi anak menangis karena dibentak.
Saat tiba di hutan Simpang Empat Desa Bekakat Minyak, An menghentikan motornya dan memukuli Ni serta Nk.

Tak hanya itu. Nk dipaksa minum air sungai hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Ni dan mayat adiknya kemudian dibawa ke bangunan kosong. Lalu An meninggalkan kedua anak tirinya dan kabur.

"Kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang identitasnya sudah diketahui. Doakan saja semoga segera bisa ditangkap," ujar dia, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Kesal Dimintai Uang, Seorang Ayah Aniaya Anak Angkatnya hingga Babak Belur

Sementara itu, Kanit Reskrim Talang Ubi, Ipda Arzuan mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Pihak kepolisian juga telah mengumpulkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian perkara.

"Terdapat luka memar di beberapa bagian tubuhnya, bahwa korban diduga meninggal karena dianiaya," kata Arzuan.

Pelaku baru empat bulan menikah dengan ibu korban

An ternyata baru empat bulan menikah siri dengan DR, ibu kandung dua bocah tersebut. Bagi DR, pernikahan dengan An adalah pernikahan yang kedua.

"Sekitar empat bulan yang lalu nikah siri dengan An orang Kabupaten PALI," kata Sugiyarto, Kepala Desa Satuan Pemukiman (SP6) Desa Bumi Makmur, Kecamatan Muara Lakitan kepada Sripoku.com, Jumat (27/8/2021).

Ia mengatakan belum bertemu RD karena kemungkinan RD menngikuti pemakaman anak kandungnya.

Baca juga: Pengakuan Pria Aniaya Anak Angkat di Bandung: Awalnya Menolong karena Iba, Korban Malah Bikin Emosi Minta Uang

"RD ini informasinya balik ke Jirak, karena jenazah anaknya (Nk) dibawa bapak kandungnya.Tapi saya belum tau kepastiannya, karena keluarga yang berangkat ke PALI sampai saat ini belum pulang ke dusun (Bumi Makmur)," kata Sugiyarto.

Ia mengatakan sehari-hari RD bekerja sebagai penyadap karet.

Sementara polisi mengatakan jik RD sempat mendatangi Polsek Pendopo PALI pada Jumat (27/8/2021) setelah mengetahui kabar yang menimpa anaknya.

RS kemudian datang untuk mengambil jenazah anaknya yang dititipkan di kamar jenazah RSUD Talang Ubi pada Jumat (27/8/2021) sekitar pukul 1.25 WIB.

"Semalam Ibunya datang ke Mapolsek dengan pihak keluarganya untuk menjemput jasad anak kandungnya di kamar jenazah RSUD PALI," ungkap Katim Riksa Polsek Talang Ubi, Bripka Firzan

Baca juga: Aniaya Anak Tiri Usia 7 Tahun hingga Tewas, Perempuan Ini Mengaku Emosi dan Khilaf

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Balita yang Ditemukan Tewas di PALI Ternyata Dianiaya Ayah Tiri, Sempat Dijadikan 'Sandera'

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2 Bocah Ditemukan di Bangunan Kosong, Kakak Menangis dan Adik Meninggal, Ternyata Dianiaya Ayah Tiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com