Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandeq, Perahu Bercadik Tercepat Warisan Suku Mandar yang Terancam Punah

Kompas.com - 28/08/2021, 09:50 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Para pelaut ulung Sulawesi sudah menaklukkan lautan dengan perahu bercadik sejak 1.000 tahun sebelum Masehi.

Sayangnya perahu sandeq yang diklaim tercepat di perairan Teluk Mandar terancam kelestariannya oleh kehadiran perahu-perahu bermesin dan berbahan serat yang lebih tahan lama.

Dikutip dari Indonesia.go.id, perahu merupakan sarana transportasi tertua di dunia dan mulai muncul pada masa prasejarah.

Baca juga: Jung Jawa, Kapal Raksasa Penguasa Lautan Nusantara. Ada Sejak Abad ke-8, Kini Hilang dari Peradaban

Awalnya, beberapa perahu lahir sebagai “media penghubung” secara fisik. Misalnya, alat transportasi dalam menunjang kemudahan bergerak dan alat untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi antarpulau.

Namun dengan berjalannya waktu, perahu bukan hanya berfungsi sebagai media penghubung secara fisik, melainkan media transformasi nilai sebuah budaya dan bahkan berisi tentang konsepsi sebuah kepercayaan.

Hal ini bisa ditemui dalam konteks kehidupan masyarakat Mandar, suku yang banyak menetap di pesisir Sulawesi Barat, terutama di Kabupaten Polewali Mandar.

Baca juga: Sidang Tahunan MPR, Wapres Kenakan Pakaian Adat Suku Mandar dari Sulawesi Barat

Mereka telah menjadikan sandeq sebagai identitas diri dan ikon daerah, bukan sekadar sebagai leppa-leppa (perahu).

Menurut guru besar antropologi dari Ohio University Gene Ammarell dalam bukunya Bugis Navigation (Navigasi Bugis) yang terbit 1999 menyebutkan sandeq merupakan perahu kayu bercadik berbentuk ramping.

Perahu tersebut berdimensi panjang bisa mencapai 12 meter dan lebar tak lebih dari 1 meter dengan kedalaman perahu berkisar 1,2 meter.

Pada bagian kepala perahu atau paccong terdapat bentuk runcing, dan ini menjadi asal mula dari mengapa perahu ini dinamai sandeq.

Dosen Ilmu Komunikasi dari Universitas Al Asyariah Mandar, Ulya Sunani lewat sebuah penelitiannya mengenai kearifan lokal perahu sandeq mengatakan bahwa perahu bercadik ini merupakan warisan dari migrasi suku Austronesia sejak hampir 3.000 tahun lampau.

Baca juga: Baju Pattuqduq Towaine dari Suku Mandar, Sulawesi Barat

Sarat dengan makna simbol

Festival perahu tercepat yang dikenal dengan perahu sandeq digelar pemerintah Majene, Sulawesi Barat dalam memeriahkan HUT ke-70 RI.Junaedi/KOMPAS.com Festival perahu tercepat yang dikenal dengan perahu sandeq digelar pemerintah Majene, Sulawesi Barat dalam memeriahkan HUT ke-70 RI.
Sandeq sarat dengan makna simbolik karena para pembuatnya memiliki pakem lopi sandeq na malolo, yaitu sandeq yang dibuat harus terlihat indah atau bagus.

Untuk dasar lambung atau balakang menggunakan kayu dari satu pohon utuh jenis berbuah, misalnya pohon nangka, mangga, atau durian.

Maknanya agar perahu selalu membuahkan tangkapan ikan melimpah. Selanjutnya layar segitiga yang melekat pada tiang (pallayarang) berbahan bambu sebagai simbol keharmonisan hubungan manusia dan Sang Pencipta.

Pallayarang sendiri sebagai simbol keyakinan suku Mandar yakni alif atau ketuhanan yang esa.

Baca juga: Rumah Boyang, Rumah Adat Suku Mandar Sulawesi Barat

Bagian paling belakang, ada guling atau kemudi. Posisinya bersandar pada sanggilang tommoane dan sanggilang towaine atau sanggar kemudi laki dan perempuan.

Hal ini sesuai dengan konsep gender lokal Mandar yang disebut siwaliparri, penghargaan dan pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam membangun dan mengarahkan perahu kehidupan.

Seperti juga pinisi, sandeq mengandalkan embusan angin yang ditangkap oleh layar besar sebagai penggerak untuk menaklukkan lautan.

Horst Hibertus Liebner, peneliti kemaritiman asal Jerman yang telah tiga dekade meneliti budaya kelautan masyarakat Sulawesi, menilai bahwa Mandar adalah suku paling pemberani.

Baca juga: Saulak, Tradisi Pra-nikah nan Mistis Suku Mandar di Banyuwangi

Seperti dikutip dari bukunya, "Perahu-perahu Tradisional Nusantara", ia mengatakan para pelaut Mandar dengan berbekal sandeq mampu mengarungi lautan selama berhari-hari mencari ikan bahkan hingga ratusan kilometer jauhnya dari kampung mereka.

Perahu berlayar segitiga dengan ciri khas seluruh tubuhnya diberi cat putih sebagai lambang kesucian jiwa ini merupakan penciptaan budaya kemaritiman tertinggi yang disandang orang-orang Mandar.

Bagi sebagian peneliti termasuk pengamat budaya Mandar, Muhammad Ridwan Alimuddin, perahu sandeq diyakini dikembangkan dari model sejenis bernama pakur oleh para pembuat perahu di Desa Pambusuang, Polewali Mandar pada era 1930-an.

Baca juga: Tradisi Siwaliparri, Memupuk Kebersamaan ala Suku Mandar

Tetapi beda halnya dalam pandangan Robert Dick-Read, penulis buku The Phantom Voyagers: Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times.

Ia menyebutkan bahwa para pelaut ulung Sulawesi sudah menaklukkan lautan dengan perahu bercadik sejak 1.000 tahun sebelum Masehi.

“Mereka datang dari sebuah semenanjung kecil di barat daya Sulawesi. Merekalah yang berhasil menemukan sistem cadik yang berguna sebagai penyeimbang kiri dan kanan perahu, untuk mengatasi ganasnya ombak lautan, serta menerapkan bermacam cara memancing,” demikian dituliskannya.

Baca juga: Dikritik Usai Beli Mobil Dinas Rp 2,5 M Saat Pandemi, Bupati Polewali Mandar: Mau Dijual Kembali Silakan

Masuk warisan budaya tak benda

Sandeq race 2014 AsiaatSea.com Sandeq race 2014
Karena keistimewannya, sandeq tercatat sebagai warisan budaya tak benda Indonesia seperti tercantum di dalam laman situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Perahu tradisional yang dapat dipakai hingga 30 tahun ini telah tercantum sebagai aset budaya nasional dengan nomor registrasi 2011002025 pada 2011.

Ada tiga tipe sandeq untuk mencari ikan seperti dicantumkan oleh laman situs Kemendibudristek.

Pertama adalah sandeq paroppo untuk menangkap ikan tuna di roppo atau rumpon, lalu sandeq potangnga untuk menangkap ikan terbang (Exocoetidae).

Baca juga: Beli Mobil Dinas Mercy Seharga Rp 2,5 M di Tengah Pandemi, Bupati Polewali Mandar Sulbar Dikritik

Kemudian ada sandeq pangoli untuk menangkap ikan tongkol dan sandeq pappasar untuk mengangkut barang dagangan dari pasar ke pasar yang berada di tepi pantai.

Terakhir, ada yang disebut sebagai sandeq pappasiluba, dikhususkan untuk lomba.

Dikenal sebagai Sandeq Race, lomba yang pertama kali diadakan pada 1995 ini menempuh rute dari Mamuju ke Majene lanjut ke Polewali Mandar.

Terus ke Ujung Lero Pinrang, lalu ke Barru dan berakhir di Makassar, total jarak tempuhnya 400 km.

Baca juga: Kronologi Perusakan Patung Tani di Polewali Mandar, Pelaku Diduga ODGJ, Mengaku Disuruh Camat

Ramon Tungka di sandeqKompasTV/Rully Tambayong & Resnawan Agung Cahyadi Ramon Tungka di sandeq
Kendati hanya berlayar segitiga, sandeq sanggup melaju hingga kecepatan maksimal 20 knot atau 40 km per jam.

AAda hukum fisika berlaku di sini seperti sifat viskositas karena layar (airfoil) segitiga sandeq memberikan kemampuan menahan gesekan atau tekanan geser.

Menurut Hukum Bernoulli, bentuk layar sandeq dapat menghasilkan gaya angkat (lift) maksimal lewat efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara. Semakin kencang embusan angin, semakin laju sandeq di permukaan air.

Alimuddin meyakini kalau sandeq sebagai sprinter alias "pelari" tercepat di atas perairan Teluk Mandar.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Warga Polewali Mandar Ramai-ramai Naik Delman Ziarah ke Makam Ulama

"Kalau keadaan angin stabil dan tidak terjadi apa-apa di lapangan, sandeq yang berangkat dari Baurung dengan tujuan Polewali bisa tiba bersamaan dengan pete-pete (perahu penumpang) yang berangkat dari Tinambung menuju Polewali dengan kecepatan normal," tulis Alimuddin di dalam bukunya Sandeq Perahu Tercepat Nusantara.

Sayangnya, populasi sandeq kini sudah jauh berkurang, makin tersisih oleh perahu bermesin dari bahan serat (fiber) dan lebih tahan lama.

Jika sandeq sudah lapuk, maka berakhir sebagai kayu bakar di dapur rumah para nelayan.

Padahal, sandeq merupakan cerminan ketangguhan dan keberanian para pelaut ulung suku Mandar dalam menaklukkan keganasan lautan.

"Keberadaan sandeq harus dilestarikan karena sarat nilai historis mupun religi bagi masyarakat Mandar," kata Alimuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com