BLORA, KOMPAS.com - Seorang guru SMK N 1 Blora, Noer Chanief di Blora membuat pembangkit listrik tenaga angin dan matahari.
Inovasi ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat bergantung pada listrik.
Salah satu contoh bentuk inovasinya ialah dengan membuat kincir angin sumbu vertikal.
Dengan membuat kincir angin sumbu vertikal, setidaknya jalan di Desa Sukorejo yang gelap gulita di malam hari bisa mendapatkan penerangan.
"Kincir ini hadir atas permintaan Pak Kades Sukorejo, karena untuk mengatasi permasalahan penerangan jalan desa," ucap Noer Chanief saat ditemui Kompas.com, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Listrik Padam di Riau, gara-gara Komponen di 11 Gardu Dicuri
"Maka untuk mengatasinya, Pak Kades berinisiatif memanfaatkan kincir angin dan solar cell untuk pembangkit listrik penerangan jalan desa," imbuhnya.
Noer menjelaskan, kincir angin sumbu vertikal yang dibuatnya tersebut mampu menangkap angin yang mempunyai kecepatan 2 meter per detik.
Sehingga kincir angin tersebut harus diletakkan di tempat yang lapang dan bisa terkena sinar matahari tanpa terhalang oleh apa pun.
"Kincir sumbu vertikal ini mempunyai karakteristik kemampuan menangkap angin dengan kecepatan minimal 2 meter per detik, jadi di Blora sangat cocok," katanya.
Apabila lokasi peletakan kincir angin tersebut sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, maka dapat dipastikan gelapnya malam akan berganti terang benderang.
"Kalau kondisi anginnya bagus dan matahari bersinar terang, maka bisa nyala sepanjang malam, cukup menerangi jalan desa selama ini," ujarnya.
Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Dibangun di Waduk Tembesi Batam
Bentuk Kincir Angin Sumbu Vertikal dan Solar Cell di Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora
Kincir angin tersebut telah diletakkan di Desa Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora sejak tahun 2019.
Selama kurang lebih dua tahun dipasang, hampir dipastikan tidak ada kendala berarti.
Meski demikian, penjagaan dan perawatan kincir angin tersebut tetap harus dilakukan.
"Untuk perawatan hampir bebas perawatan. Laker sekali pelumasan itu juga bertahan lama, air aki secara rutin sebulan sekali kita buka paling nambah air sedikit-sedikit saja," terangnya.
"Kalau jaringan paling kalau ada kabel yang kena pohon, putus, kita sambung, lampu mati. Apalagi sekarang lampu LED, hemat pemakaian arusnya kemudian awet pemakaiannya," lanjut Noer.
Noer mengungkapkan untuk pembuatan kincir angin sumbu vertikal dibutuhkan waktu sekitar 14 hari. Sementara harganya dipatok sekitar Rp 35 juta.
"Untuk yang sebesar ini 3600 Watt ini kira-kira Rp 35 juta," jelasnya.
Noer mengaku karyanya tersebut telah diikutsertakan dalam program yang dikoordinasi oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia.
"Dengan kami ikut program di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) Kementerian Riset dan Teknologi, dari kementerian saja sudah 26 yang kami buat, belum desa-desa yang mandiri beli dengan dana desa, ya sekitar 50 unit sudah terpasang," akunya.
Baca juga: Ada Kangguru Mini hingga Rumah Semut, Ini Ragam Hayati di Taman Nasional Wasur Merauke Papua
Dirinya pun optimistis, inovasinya membuat kincir angin sumbu vertikal mampu mengatasi kelangkaan listrik di desa-desa.
"Jadi kami optimistis dengan kincir yang karakteristik sumbu vertikal ini mampu mengatasi kelangkaan listrik di desa-desa di Blora," katanya.
Noer menambahkan sejumlah desa di Blora yang menggunakan karyanya tersebut antara lain, Desa Sukorejo, Desa Tutup, sampai Desa Kedungringin.
Baca juga: Pembangkit Listrik Panas Bumi di Gunung Salak Dikembangkan untuk Sumber Listrik di Bogor
Kepala Desa Sukorejo, Sutrisno saat menjelaskan kincir angin dan solar cell di desanya, Senin (23/8/2021)
Kata kepala desa
Sementara itu, Kepala Desa Sukorejo, Sutrisno mengungkapkan alasannya memanfaatkan kincir angin sumbu vertikal karya Noer Chanief.
"Kami pemerintah desa mendapatkan program TTG (Teknologi Tepat Guna) sehingga kami memanfaatkan ini (kincir angin sumbu vertikal) dengan menghubungi pak Noer Chanief untuk penerangan jalan," ujarnya.
Selain mendapatkan program Teknologi Tepat Guna, Sutrisno mengaku sepanjang jalan tersebut belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN.
"Ternyata memang sebelumnya jalan ini kan masih situasi gelap dan untuk listrik pun ya sulit, memang waktu itu belum ada pal (tiang listrik), sehingga kami memanfaatkan dengan teknologi tepat guna itu kami dengan beliaunya ini meminta supaya dibuatkan kincir angin," ucapnya.
Sutrisno menilai dengan adanya kincir angin sumbu vertikal, manfaatnya bagi masyarakat juga sangat terasa.
Baca juga: Kesal Mobilnya Disenggol, Pria Ini Berkali-kali Tampar Pesepeda Motor dan Keluarkan Airsoft Gun
"Manfaatnya juga sangat bermanfaat sekali, khususnya untuk sementara ini baru untuk penerangan jalan. Nah mungkin dengan perjalanan waktu, bisa nanti kita gunakan untuk yang lain," terangnya.
Menurutnya, biaya pembuatan senilai Rp 35 juta tidak begitu menjadi persoalan apabila keberadaan kincir tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat.
"Karena untuk biayanya minim sekali, karena untuk program TTG itu dananya hanya Rp 20 juta dari provinsi, nah sehingga kami supaya bisa membuat penerangan karena jalannya sangat gelap sehingga dengan program yang sangat dana minim itu tadi ya kita lewat kincir angin. Alhamdulillah sampai saat ini ternyata dengan kincir angin ini bisa bermanfaat sekali," jelasnya.
Terkait dengan Noer Chanief, guru SMKN 1 Blora ini memang dikenal sebagai seorang inovator.
Sejumlah inovasi yang pernah dibuatnya antara lain, alat Omah Setrum (Omset) Pintar yang juga mengantarkannya bertemu Presiden Joko Widodo dan mendapatkan penghargaan sebagai Inovator Masyarakat Tingkat Nasional 2020.
Selain itu, ia juga membuat kincir angin sumbu vertikal dan solar cell sebagai pembangkit listrik pada perangkap serangga, serta beberapa eksperimen lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.