Sesuai dengan UU Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, pembaruan data menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Maka dari itu, ada sejumlah indikator yang dapat menentukan pemohon atau warga yang mengajukan bantuan bisa menerima bantuan atau tidak.
"Pantas atau tidak mendapatkan bantuan, baik dari pemkot atau kemensos, nanti dilihat apakah sudah memenuhi kriteria atau tidak," tutur Fikser.
Baca juga: Soal Nenek Sumirah yang Tak Tersentuh Bantuan Selama Pandemi, Eri Cahyadi: Saya yang Salah
Jika dalam proses verifikasi ini ternyata orang yang telah didaftarkan atau mendaftarkan dirinya sendiri harus mendapatkan bantuan lebih, seperti bantuan dari Pemkot Surabaya dan kementerian, maka pemohon tetap akan dikroscek lebih detail oleh petugas maupun relawan di lapangan.
"Kan ada 11 indikator, nah kalau pantas menerima bantuan (tidak hanya dari pemerintah kota), itu mereka tetap akan dibantu untuk mendapat bantuan," kata Fikser.
"Tetapi yang ini (melalui aplikasi), kalau ada bantuan dari Pemkot Surabaya, langsung dibantu supaya tidak ada kejadian seperti Nenek Sumirah yang sempat muncul di media, jangan lagi terjadi di Surabaya. Ini adalah salah satu kegelisahan Wali Kota Surabaya," tutur Fikser.
Baca juga: Bantuan untuk Nenek Sumirah Terus Mengalir, Bulog Berikan Modal Usaha
Untuk memudahkan warga mengakses layanan tersebut, Fikser memastikan warga pengguna layanan tersebut tak perlu melakukan registrasi dan verifikasi akun.
"Langsung, tidak pakai daftar-daftar, kita tidak mau pakek aplikasi yang ruwet-ruwet, bisa juga dari teman-teman dan relawan di lapangan untuk verifikasi," ujar dia.
Ia berharap, aplikasi tersebut bisa dipergunakan warga Surabaya secara maksimal.
Dengan harapan, penerapannya di lapangan benar-benar digunakan untuk membantu sesama warga yang membutuhkan bantuan selama pandemi Covid-19.
"Mudah-mudahan, aplikasi ini bisa memudahkan, setiap orang bisa mengusulkan dirinya sendiri dan orang lain yan benar-benar membutuhkan Bansos. Bisa masuk di usulbansos.surabaya.go.id. Karena memang baru selesai, hari ini langsung launching, sambil jalan kita perbaiki agar mudah diakses siapa saja," tutur dia.
Fikser mengimbau, para pengguna tidak menyalahgunakan kemudahan aplikasi tersebut supaya bantuan dan pendataan bisa diberikan tepat sasaran dengan tepat waktu.
"Karena memang ini kan aplikasi sangat mudah, kami juga minta tolong kepada warga Surabaya, apabila usul bansos nantinya untuk bisa menolong orang lain, juga tetangga kanan kirinya, bukan untuk main-main, kasihan juga petugas yang melakukan verifikasi, jangan sampai merugikan orang lain, akseslah ini untuk bisa menolong orang lain," ucap Fikser.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.