Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ni Nengah Widiasih, Peraih Medali Pertama Indonesia di Paralimpiade Tokyo, Sejak Kecil Sudah Pekerja Keras

Kompas.com - 27/08/2021, 12:32 WIB
Ach Fawaidi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Ni Nengah Widiasih menjadi atlet Indonesia yang menyumbangkan medali pertama dalam Paralimpiade Tokyo 2020.

Ia berhak atas medali perak setelah berada di urutan kedua dalam pertandingan di Tokyo International Forum, Kamis (26/8/2021) siang WIB kemarin.

Bertanding di kelas 41 kg putri, atlet yang akrab disapa Widi itu mencatatkan angkatan terbaik 98 kg.

Widi berada di bawah Guo Lingling (China) yang memecahkan rekor dunia dengan angkatan terbaik 108 kg.

Baca juga: Universitas Negeri Surabaya Tawarkan Pendidikan Gratis untuk Atlet yang Berjuang di Paralimpiade Tokyo

"Pasti senang dan bangga, ya. Karena sudah bisa mengahrumkan nama Indonesia," kata Gede Suantaka, kakak kandung dari Ni Nengah Widiasih, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (27/8/2021).

Widi sendiri lahir di Banjar Bukit, Desa Sukadana, Kabupaten Karangasem, Bali.

Didiagnosa polio

Saat berusia 3 tahun, anak kedua dari empat bersaudara itu didiagnosa mengalami polio, yang menyebabkan kedua kakinya tak berfungsi normal.

Sejak saat itu, Widi tak dapat berjalan secara normal dan harus hidup dengan kursi roda.

"Sejak kecil orangnya penuh semangat dan pekerja keras," kata Suantaka, menggambarkan sosok Widi.

Kerja keras yang dilakukan oleh Widi sudah tergambar dari ia menjalani hidup.

Menurut Suantaka, Widi sudah memilih merantau ke Yogyakarta untuk tinggal di yayasan yang menampung orang-orang difabel.

Yayasan itu mengajari Widi berbagai keterampilan agar mandiri dan berdaya.

Dua tahun setalahnya, lanjut Suantaka, Widi kemudian kembali ke Bali.

Ia tinggal di asrama Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Jimbaran, Bali dan bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB).

Di tempat itu lah awal Widi mengenal dan jatuh cinta pada olahraga angkat berat.

"Awalnya memang saya sendiri yang menggeluti bidang itu (angkat berat), setelah itu adik saya itu tertarik mengikuti," tutur dia.

 

Menurut Suantaka, latihan pertama Widi dilakukan di asrama YPAC Bali dengan alat seadanya.

Hingga suatu ketika, Widi, dilihat oleh salah seorang guru SLB B lalu mengajarinya teknik yang benar.

"Perjuangan yang tidak mudah, dari latihan dia kan harus sekolah, datang dari sekolah harus latihan sampai malam. Kadang latihannya kan bukan di tempat khusus latihan seperti itu. Kadang latihannya di tempat gym, orang-orang melihatnya juga aneh kadang," kata Suantaka.

Meraih banyak medali

Setalah dua bulan menjalani latihan, Widi kemudian dihadapkan dengan Kejuaraan Nasional Angkat Berat tahun 2006 yang saat itu digelar di Bali.

Widi kemudian meraih medali emas dalam kejuaraan tersebut dan masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) angkat berat di Solo untuk mengikuti ASEAN Paragames di Provinsi Nakhon Ratchasima, Thailand tahun 2008.

Baca juga: Terima Honor Rp 70 Juta, Bupati Jember: Saya Berikan pada Keluarga yang Meninggal karena Covid-19

Hasilnya, ia kemudian mendapat medali perunggu di kejuaraan itu.

Tahun berikutnya, ia kembali mengikuti ajang ASEAN Paragames di Malaysia dan meraih medali perak.

Setalah momen itu, Widi, lanjut Suantaka, terus memperoleh berbagai gelar dalam ajang serupa. Sampai di tahun 2016, Widi meraih medali perunggu Paralimpiade Rio de Janeiro.

"Sampai ia bisa memperoleh medali perak di Paralimpiade Tokyo 2020 itu sudah sangat luar biasa. Kami bangga," ujar dia.

Prestasi Widi, telah membuat kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.

"Secara ekonomi misalnya, pasti ada (dampak baik). Kebetulan kan kalau (atlet disabilitas) meraih prestasi, pemerintah sudah menyamaratakan dengan yang normal," kata dia.

Ia pun berharap, bentuk perhatian pemerintah kepada atlet Disabilitas terus terjaga dengan baik.

Baca juga: Bupati Jember: Kenapa Sekarang sampai Rp 70 Juta karena Dihitung dari Jumlah yang Meninggal

 

Menurutnya, apa yang dilakukan Widi bersama atlet lainnya memiliki tujuan yang sama. Yakni membawa harum nama Indonesia.

Suantaka bersama anggota keluarga yang lain mengaku sudah tak sabar menunggu kedatangan Widi dari ajang Paralimpiade Tokyo 2020.

"Untuk ke Bali itu dia info sekitar 6 atau 8 (September) karena kan masih akan mengikuti karantina di Jakarta, setelah datang dari Tokyo," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com