Sumirah mengaku sedih ketika melihat tetangga dan warga lain mengantre bantuan dari pemerintah.
Namun dia masih berusaha tetap mengucap syukur dalam hati lantaran masih diberi kesehatan hingga saat ini.
"Mulai corona, saya tidak dapat (bantuan) apa-apa, sumpah demi Allah, Nak. Belum pernah juga disenggol (mendapat kabar)," ujarnya.
Baca juga: Keluarga Pak Tanto Akhirnya Dapat Bantuan, Tak Cuma Seragam Sekolah
"Saya lihat orang-orang ambil beras dan duit, hati saya menangis, Nak," sambung Sumirah.
"Setiap hari dikasih tetangga, saudara-saudara kiri kanan sudah seperti anak dan cucu-cucu saya sendiri)," ujar perempuan kelahiran 1932 itu.
Ketika sakit pun, Sumirah mengaku kerap dirawat oleh tetangga dan warga yang peduli terhadapnya.
"Kalau sakit, saya didatangi dan dibantu tetangga dan ibu-ibu PKK. Tapi alhamdulillah, saya belum pernah sakit parah, pernah ke puskesmas, bilangnya sehat semua," tutur dia.
Baca juga: Kisah Gemiati, Terdaftar sebagai Penerima Manfaat PKH, tapi Tak Pernah Dapat Bantuan
Namun, usulan itu ditolak oleh sistem di dalam aplikasi.
"Kemarin kami sudah usulkan kembali agar Ibu Sumirah masuk ke dalam MBR," kata Lakoli.
Ia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu Dinas Sosial untuk melakukan verifikasi data
"Kalau data sudah masuk ke MBR, maka klien bisa mendapatkan bantuan permakanan atau intervensi yang lainnya," kata dia.
Baca juga: Wisma Karanggayam Surabaya Dirusak, Gedung Porak Poranda, Kaca Hancur
Tak hanya memastikan klien masuk ke dalam sistem aplikasi MBR. Pihaknya mengaku telah mengupayakan agar Sumirah mendapatkan intervensi bantuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari pemerintah pusat.
"Kalau untuk bantuan UMKM itu sudah kita usulkan bulan April 2021, tapi masih belum dapat," ucap dia.
Sementara itu Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya sudah mendatangi rumah Sumirah.