SURABAYA, KOMPAS.com - Daerah Jawa Timur telah memasuki musim kemarau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya mengingatkan warga Jawa Timur agar waspada terhadap terjadinya kebakaran.
Rendy Irawadi Forcaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya menerangkan, sikap waspada kebakaran saat musim kemarau, menjadi hal yang wajib diperhatikan masyarakat.
Terutama, bagi yang berada di wilayah padat penduduk, maupun wilayah dataran tinggi dengan tanaman mengering.
Bahkan menurut Rendy, kebakaran tersebut juga bisa terjadi di daerah yang lama tidak turun hujan.
"Itu biasanya potensi kekeringan seperti kurangnya debit air untuk air tanah, kemudian selain itu juga potensi kebakaran untuk beberapa wilayah daerah dataran tinggi yang masih banyak vegetasi tanamannya," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Setelah Sumirah, Kini Nenek Maisaroh yang Lumpuh Dapat Bantuan dari Pemkot Surabaya
Rendy memperkirakan, musim kemarau ini akan terjadi hingga Oktober.
Sehingga, masyarakat diminta mewaspadai adanya peningkatan kecepatan angin yang cukup signifikan, terutama di siang hingga sore hari.
"Untuk saat ini perkiraan dari kami, musim kemarau masih normal, masih sesuai normal kondisi kemarau, jadi akan berakhir di bulan Oktober nanti," tuturnya.
Sedangkan untuk daerah padat penduduk atau perkotaan, Rendy menegaskan, sangat kecil kebakaran terjadi karena faktor suhu panas yang meningkat.
Namun, suhu panas menjadi salah satu faktor membesarnya volume api.
"Kalau untuk daerah padat penduduk mungkin kebakaran dikarenakan faktor panas suhu mungkin tidak ada. Jadi pasti ada faktor pemicu lain yang menyebabkan kebakaran," tegasnya.
Baca juga: Hari Tanpa Hujan, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis di WIlayah Ini