JAYAPURA, KOMPAS.com - Gubernur Papua, Lukas Enembe, melantik Penjabat Bupati Yalimo Ribka Haluk di Gedung Negara, Jayapura, Kamis (26/8/2021).
Usai pelantikan, Lukas Enembe memberi arahan khusus kepada Ribka Haluk karena situasi keamanan di Yalimo tidak kondusif akibat konflik politik yang berkepanjangan.
"Yang penting bupati mampu menempatkan diri sebagai caretaker. Ko (kamu) mampu bicara dengan tokoh masyarakat, pemimpin di sana, supaya cari solusi yang tepat, tidak boleh ada korban," ujar Enembe di Jayapura, Kamis.
Sejak 29 Juni 2021, situasi di Yalimo tidak kondusif setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Yalimo 2020 dimulai dari tahap pendaftaran. MK juga mendiskualifikasi pasangan calon Erdi Dabi-Jhon Wilil di pilkada itu.
Putusan tersebut direspons massa pendukung Erdi Dabi-Jhon Wilil dengan melakukan aksi pembakaran sejumlah perkantoran, rumah kios, dan kendaraan di Distrik Elelim.
Massa juga menutup akses jalan sehingga jalur transportasi darat antara Yalimo-Jayawijaya dan Yalimo-Jayapura, terputus.
Baca juga: Tanggapi Kerusuhan Yalimo, Bawaslu Papua: Kita Harus Tetap Menjalankan Putusan MK
Dengan situasi tersebut, Lukas Enembe meminta penjabat Bupati Yalimo bisa segera membangun komunikasi dengan semua pihak. Sehingga, putusan MK bisa ditindaklanjuti.
Gubernur juga meminta Ribka menyesuaikan diri dengan situasi yang berkembang di Yalimo.
"Bupati bicarakan dengan KPU mengenai tahapan dan jadwalnya. Saya sudah sampaikan ke Mendagri, kalau ini berkepanjangan saya kasih keputusan kepada yang terpilih Erdi Dabi sebagai bupati," kata Enembe.
"Tidak bisa lama lama begini, karena jalur utama kita sudah diblokir, tidak bisa masuk ke Wamena. Tidak bisa KPU pusat putuskan, mereka tidak tahu masalah di Papua seperti apa," sambungnya.
Ia juga meminta Ribka Haluk segera menggulirkan kembali roda pemerintahan di Yalimo. Ribka diminta membujuk massa agar kembali membuka akses jalan.
"Ibu Bupati menjadi jembatan penyelesaian konflik, roda pemerintahan di sana tidak boleh putus, tidak boleh ada pemalangan, tidak boleh berkepanjangan dan (ada) masalah lagi yang menimbulkan korban orang banyak," kata dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.