KOMPAS.com - Sebanyak lima tenaga kerja asing (TKA) asal China di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) diamankan karena membunuh dan mengonsumsi buaya muara sepanjang 3 meter.
Kepala Balai Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra Sakrianto Djawie mengatakan, kelima TKA itu diduga tak mengetahui jika buaya muara merupakan satwa yang dilindungi.
"Keterangan sementara mereka (TKA) tidak tahu bahwa buaya itu dilindungi, tapi mungkin besok kita panggil yang bertanggung (pelakunya) karena mereka tidak tahu bahasa Indonesia. Besok mereka akan didampingi penerjemahnya, pelakunya ada lima orang," ungkap Sakrianto dihubungi via telepon, Rabu malam.
Baca juga: Logo TNI di Kantor Wali Kota Magelang, Sekda: Tak Ada Pemberitahuan
Menurut Sakrianto, peristiwa itu berawal saat buaya tersebut membuat panik karyawan pabrik karena tiba-tiba muncul di kawasan Jalan Houling.
Jalan tersebut merupakan penghubung antara PT OSS dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah kawasan industri Morosi.
Baca juga: Viral Foto TKA Asal China Potong dan Kuliti Buaya untuk Disantap, BKSDA Sultra: Dijadikan Sop
Setelah itu, kata Sakrianto, buaya itu ditangkap oleh sejumlah karyawan, termasuk kelima TKA itu.
"Daerah Morosi itu kan banyak rawa, sungai juga ada. Habibat buaya di situ, tapi sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan di situ, akhirnya dia naik ke darat," terangnya.
Sementara itu, menurut Sakrianto, setelah mendapat laporan itu, pihaknya langsung menurunkan tim ke PT OSS.
Namun, saat tim BKSDA tiba di lokasi, kata Sukrianto, daging buaya sudah habis disantap termasuk tulang dan kulitnya dijadikan sop.
Baca juga: Terinfeksi Covid-19, Seorang TKA China Dirawat di RSUD Idaman Banjarbaru Kalsel
BKSDA masih akan mendalami keterangan para TKA itu. Namun karena kendala bahasa, BKSDA akan mencari penerjemah saat pemeriksaan lanjutan para TKA.
Apabila terbukti, para pelaku pembunuhan satwa itu telah melanggar Undang- undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dengan ancaman hukuman 5 tahun.
(Penulis: Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.