Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senat Soll, Pecatan TNI yang Jadi Tokoh KKB Papua, Terlibat Sederet Pembunuhan di Yahukimo

Kompas.com - 26/08/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Satgas Nemangkawi mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua belum memiliki pemimpin.

Tapi mereka memiliki beberapa tokoh salah satunya adalah Senat Soll, mantan anggota TNI yang melakuakan desersi.

Aparat menyebut jika Senat Sol adalah sosok yang bertanggungjawab atas beberapa pembunuhan di Dekai pada Agustus 2020.

Baca juga: Pekerjaan Jalan Dihentikan Gara-gara KKB, Bupati: Yahukimo Butuh Pembangunan

Salah satu korban dari Senat Soll adalah Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.

"Mereka memiliki tokoh-tokoh saja, tidak ada pimpinan, di situ ada Tenius Gwijangge, Temianus Magayang dan Senat Soll. Dalam 1-2 tahun ini mereka bergabung," kata Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani.

Faisal menjelaskan hal tersebut saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Rabu (25/8/2021).

Baca juga: Satgas Nemangkawi 3 Kali Ditembaki KKB di Lokasi Berbeda Saat Evakuasi Pekerja di Yahukimo

Sosok Senat Soll

Personel Satgas Nemangkawi berada di Kali Yegi, Distrik Dekai, untuk mencari pekerja PT. Indo Papua yang melarikan diri dari KKB, Yahukimo, Papua, Senin (23/8/2021)Dok Humas Polda Papua Personel Satgas Nemangkawi berada di Kali Yegi, Distrik Dekai, untuk mencari pekerja PT. Indo Papua yang melarikan diri dari KKB, Yahukimo, Papua, Senin (23/8/2021)
Dikutip dari Tribun Batam, Senat Soll adalah pecatan anggota TNI pada 2018 lantaran terlibat jual beli amunisi senjata api di Kabupaten Mimika.

Dia membelot dan bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Merujuk pada Direktori Putusan pada Pengadilan Militer III-19 Jayapura, Senaf Soll diadili secara in Absensia alias tanpa kehadiran terdakwa.

Putusan terhadap dirinya dibacakan pada Rabu, 26 Juni 2019.

Baca juga: Kapolda Papua Sebut Pembunuh Staf KPU Yahukimo Diduga Pecatan TNI

Saat itu, Senat Soll tercatat sebagai prajurit TNI AD yang berdinas di Yonif 754/ENK dengan pangkat terakhir Prada.

Dia kemudian dinyatakan bersalah dan dipecat dari dinas militer karena terbukti melakukan tindak pidana Desersi dalam waktu damai.

Senat dalam hal ini melakukan ketidakhadiran dinas tanpa izin dalam waktu lebih dari 30 hari secara berturut-turut.

Hal itu diduga dilakukannya saat hendak ditangkap pada 10 September 2018 karena terlibat penjualan amunisi ke masyarakat.

Dia tak kooperatif dan malah melarikan diri ke hutan.

Baca juga: Polisi Tangkap Seorang Pelaku Terkait Kasus Pembunuhan Staf KPU Yahukimo

Diduga kuat dalang pembunuhan staf KPUD Yahukimo

Peti jenazah Henry Jovinski saat akan dibawa ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean, SlemanKOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Peti jenazah Henry Jovinski saat akan dibawa ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean, Sleman
Pada Agustus 2020 Senat diduga kuat sebagai dalang dari pembunuhan staf Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kabupaten Yahukimo, Hendry Jovinski.

Setelah kejadian tersebut, polisi menerbitkan status daftar pencarian orang (DPO) terhadap pelaku atas nama Ananias Yalak alias Senat Soll yang hingga saat ini belum tertangkap.

Menurut Kapolda Papua saat itu, Inspektur Jenderal (sekarang Komisaris Jenderal) Paulus Waterpauw, ada dugaan mantan anggota TNI tersebut membunuh korban karena frustrasi terhadap pemecatannya.

Baca juga: Bercelana Loreng dan Berambut Gimbal, Mantan TNI Bunuh Staf KPU Yahukimo

"Saya telah memerintahkan Dir Reskrimum, Dansat Brimob dan Wadir Intelkam Polda Papua untuk melalukan backup penanganan kasus agar segera terungkap dan pelakunya dapat kita amankan," kata Paulus, Selasa pada 25 Agustus 2020.

Saat  kejadian korban Henry naik motor bersama rekannya yang juga pegawai KPU Yahukimo, Kenan Mohi (38). Mereka berdua lalu diadang orang tak dikenal dan dimintai KTP saat melinta di dekat jembatan

Ketika akan menyerahkan KTP, Henry langsung ditikam dari belakang menggunakan senjata tajam. Setelah itu pelaku kabur ke hutan.

Baca juga: Polisi Sebut Keterangan Saksi Kasus Pembunuhan Staf KPU Yahukimo Janggal

Berkomplot membakar ATM di Distrik Dekai

Jenazah Prada Ardi Yudi Arto prajurit Yonif Para Raider 432 Wira Setia Jaya yang gugur diserang Orang Tak Dikenal (OTK) di Dekai, Yahokimo Papua, Selasa (18/5/2021) tiba di Kabupaten MalakaDokumen Novri Jenazah Prada Ardi Yudi Arto prajurit Yonif Para Raider 432 Wira Setia Jaya yang gugur diserang Orang Tak Dikenal (OTK) di Dekai, Yahokimo Papua, Selasa (18/5/2021) tiba di Kabupaten Malaka
Sebulan setelah kasus tersebut, polisi berhasil mengamankan terduga pelaku bernama Arief Sonyap alias Koroway.

Ariel diamankan saat acara bakti sosial di Sekretariat Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Tak hanya dalam kasus itu saja. Senat dan Ariel, keduanya sempat berkomplot dalam kasus pembakaran ATM di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada 30 November 2019.

Disebutkan bahwa Senaf Soll yang telah berstatus sebagai buron itu mengajak terdakwa Ariel Sonyap alias Koroway untuk membakar bank.

Baca juga: KKB Diduga Bunuh 2 Pekerja di Yahukimo Papua, Mobil Kedua Korban Turut Dibakar

Polda Papua juga masih mengusut dugaan keterlibatan kelompok Senat Soll dalam kasus yang menewaskan dua anggota TNI Yonif Linud 432 Kostrad di Dekai.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan pengejaran diintensifkan karena selain menewaskan dua prajurit TNI, kelompok Senat Soll juga membawa kabur dua pucuk senjata api organik beserta amunisinya.

Anggota KKB dinilai terlatih

Sementara itu Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani mengatakan sudah membaca peta kekuatan KKB di Kabupaten Yahukimo, Papua.

Menurutnya kelompok mereka terdiri dari 30 orang dan sudah bercampur dengan masyarakat sekitar. Termasuk mereka yang datang dari Kabupaten Nduga.

Baca juga: Yahukimo Memanas, KKB Bakar 3 Rumah Warga dan Terlibat Kontak Senjata dengan Aparat

"Kalau hitungan saya di sini kira-kira sekitar 30 orang. Mereka sudah bercampur," ujar Faisal.

Faisal juga menjelaskan berdasarkan kontak senjata pada Senin (23/8/2021), ia menilai jika para penembak KKB sudah terlatih.

"Kemarin (saat Satgas Nemangkawi) ditembaki itu kan tembakannya ngumpul, cuma karena kami pakai mobil armor jadi tidak tembus. Tembakannya ngumpul artinya senjata terbidik semua dan yang gunakan sangat terlatih," kata dia.

Dari enam pucuk senjata api yang dipegang KKB Yahukimo, dua di antaranya adalah senjata jenis SS2 hasil rampasan anggota TNI pada 18 Mei 2021.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Robertus Belarminus), Tribun Batam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com