SURABAYA, KOMPAS.com - Sumirah (89), warga Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, hidup sebatang kara di tempat indekosnya yang berukuran sekitar 2x3 meter.
Pada 2006 silam, sang suami yang bernama Subaru meninggal dunia.
Pasangan tersebut tidak memiliki keturunan sehingga Sumirah kini hidup seorang diri dan hanya ditemani dua ekor kucing.
Baca juga: Cerita Pilu Fahmi, Tak Bisa Berjalan hingga Pernah Dikubur Separuh Badan Selama 8 Hari
Ketika Kompas.com mendatangi rumahnya, Selasa (24/8/2021), Sumirah mengaku menggantungkan hidup dari hasil berjualan keripik dan jajanan anak-anak sejak suaminya meninggal dunia.
Sumirah mengaku, ia sudah menjadi warga Kota Surabaya sejak tahun 1959.
Kala itu, dirinya masih berusia 14 tahun dan sudah menikah dengan almarhum suaminya, Subari.
Semasa hidup, ia melakukan beragam pekerjaan, mulai dari menjadi perawat anak-anak, menjadi tukang pijat, hingga berdagang.
"Sebelumnya saya merawat anak-anak kecil, sekarang sudah tidak kuat, sudah tua. Sama pijat juga kalau ada orang memanggil," kata Sumirah ditemui di rumahnya, Selasa (24/8/2021).
Belum mendapatkan bantuan
Sumirah menyampaikan, ia bertahan hidup dengan belas kasihan dari para tetangga.
Terlebih lagi, ia mengaku tak pernah mendapat uluran bantuan berupa sembako maupun uang tunai dari perangkat pemerintahan setempat selama pandemi Covid-19.
Untuk membayar sewa indekos pun, Sumirah menggantungkan uluran tangan para dermawan yang berasal dari tetangga dan warga sekitar.
Sumirah menggabungkannya dengan uang hasil penjualan keripik.
"Saya kerja seadanya, tempatnya ngekos Rp 250.000 per bulan," kata Sumirah.
Baca juga: Kisah Pilu Siswoyo, Lumpuh dan Hanya Dirawat 2 Anaknya yang Masih Kecil