WONOGIRI, KOMPAS.com- Kendati keterisian bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan covid-19 turun hingga 27 persen, namun Kabupaten Wonogiri masih masuk wilayah zona merah dan PPKM level empat.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (24/8/2021) malam menjelaskan Wonogiri masih dikenakan PPKM level empat lantaran penetapan level dilihat dari kondisi aglomerasi wilayah Solo Raya.
“Jadi masalah level dari kebijakan PPKM yang dihitung aglomerasinya yakni penggabungan kabupaten-kabupaten seperti kami di wilayah Solo Raya. Itu yang dijadikan panduan,” kata Jekek sapaan akrab Joko Sutopo.
Baca juga: Sempat Mogok, 27 Dokter Spesialis RSUD Agoesdjam Ketapang Kembali Buka Pelayanan
Padahal bila dilihat dari riil laporan harian Covid-19, angka penularan dan jumlah kasus kematian menurun banyak. Tak hanya itu, warga isoman yang dirawat di isoter pun berkurang drastis.
“Kalau riilnya dari zona penularan dan angka kematian Wonogiri masuk zona tiga. Bor kami pun sudah cukup longgar serta isoman yang tinggal di isoter tinggal sepuluh orang saja,” ujar Jekek.
Ia menyebut dari 369 tempat isolasi peratawan yang dimiliki di seluruh rumah sakit rujukan saat ini terisi 99 saja atau 27,35 persen. Sementara itu 263 tempat isolasi masih kosong.
Sebelumnya penerapan PPKM level empat, BOR di Kabupaten Wonogiri diatas 90 persen.
Total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Wonogiri hingga saat ini mencapai 10.736. Perinciannya, 9.257 sembuh, 339 kasus aktif dan 1.140 orang meninggal dunia.
Baca juga: Menikmati Indahnya Indonesia lewat Lithophane Nusantara, Lampu Hias Unik Kreasi Tim Mahasiswa UGM
Jekek tidak mempersoalkan bila Wonogiri masuk PPKM empat dan zona merah mengingat penetapan itu berdasarkan hasil gabungan 7 kabupaten di wilayah Soloraya.
Dengan demikian, wilayah-wilayah yang digabungkan dalam aglomerasi itu menjadi upaya kolektif untuk saling berkontribusi menurunkan level PPKM dari empat menjadi tiga hingga level dua.
Tentang penyebab tingginya kasus kematian warga akibat Covid-19 menjadikan Wonogiri masuk zona merah, Jekek mengatakan kasus kematian Covid-19 tinggi justru disumbang dari warga ber-KTP Wonogiri yang meninggal di luar daerah.
Jekek menjelaskan saat ini sistem penghitungan penambahan kasus positif dan kasus meninggal berbasis nomor induk kependudukan. Sementara sebelumnya penghitungan penambahan kasus positif dan meninggal berbasis domisili.
“Jadi sekarang perhitungannya berbasis NIK. Semisal warga kami meninggalnya di wilayah lain. Namun karena nomor induk kependudukannya Kabupaten Wonogiri maka data kasus meninggal masuk ke Wonogiri,” ungkap Jekek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.