BULELENG, KOMPAS.com - Kasus pemukulan yang dilakukan oleh sejumlah oknum TNI terhadap warga di Buleleng Bali berujung damai.
Kesepakatan perdamaian didapat usai kedua belah pihak melakukan mediasi di wantilan Pura Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (24/8/2021).
Adapun, mediasi dijembatani oleh Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto.
"Hasil mediasi berjalan lancar, masyarakat sudah menerima perdamaian, dari pihak Kodim juga sudah minta maaf. Ke depan tidak ada lagi permasalahan lebih lanjut," Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto kepada wartawan.
Baca juga: Viral, Video TNI Hajar Warga di Buleleng Bali, Bermula Kepala Dandim Dipukul dari Belakang
Nota kesepakatan perdamaian hingga ganti kerugian
Andrian menyebutkan, kedua belah pihak nantinya akan bersama-sama menandatangani nota kesepakatan perdamaian yang saat ini sedang disusun.
Nota kesepakatan itu berisi poin-poin perdamaian seperti saling meminta maaf, berjanji tak akan mengulangi perbuatan satu dengan yang lain, hingga menutup kesalahpahaman dalam waktu mendatang.
"(Nota perdamaian) sesegera mungkin (dibuat), sedang kita konsep," kata dia.
Seluruh kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa itu, lanjut Andrian, sepenuhnya akan ditanggung oleh pihak Polres Buleleng mulai dari lima orang korban yang mengalami luka ringan.
Termasuk juga dengan kerusakan toko yang menjadi lokasi kejadian.
"Di video ada toko, jadi rooling door-nya itu rusak, langsung kami akan perbaiki, dibantu oleh Pemkab. Kalau tadi korban luka itu ada lima. Jadi kena sikut sedikit, lecet sedikit lah," kata dia.
Baca juga: Pengakuan Warga yang Dihajar TNI di Buleleng Bali: Saya Dipukul, Diseret, Ditendang