Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Ketuk Pintu Tiap Rumah, Cari Seragam Bekas untuk Anaknya yang Masuk SMK, tapi Masih Pakai Baju SMP

Kompas.com - 24/08/2021, 14:17 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Tanto Gunawan (47), seorang penambal perahu mengetuk pintu tiap rumah di Kampung Jogjogan, Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten.

Tanto hendak menanyakan seragam bekas pakai anak pemilik rumah yang dituju. Barangkali bisa dia beli atau bahkan didapatkan secara gratis.

Baca juga: Bu, Apakah Seragam Bekas Anak Ibu Bisa Dipakai untuk Anak Saya Sekolah?

Tanto berkeliling mencari seragam bekas untuk anaknya Bagas Panca Wijaya (16) yang kini akan masuk sekolah tatap muka di SMKN 1 Bayah, tapi masih mengenakan seragam SMP karena tak punya pakaian putih abu-abu.

Baca juga: Diejek Miskin dan Tinggal di Kolong Jembatan, Bocah SD Ini Tak Malu dan Tetap Semangat Bersekolah

"Saya tanya ke pemilik rumah, 'Bu, apakah seragam bekas anak ibu masih ada yang bisa untuk dipakai anak saya sekolah?" ujar Tanto kepada Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/8/2021).

Sayang, meski sudah berkeliling ke beberapa rumah, seragam yang dicari tidak ada. 

Tanto sebenarnya ingin sekali memberikan anaknya seragam baru. Namun, tak bisa dilakukan karena kondisi ekonomi yang tidak memadai.

Ayah empat anak ini mengatakan, sebenarnya dia memiliki uang Rp 100.000. Tapi uang itu akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya untuk tiga hari ke depan.

Pekerjaan yang digelutinya kini biasa dibayar sekali dalam tiga hari atau satu minggu.

Upahnya pun terbilang sangat sedikit dengan kondisi Tanto menafkahi empat anaknya.

Dibantu sekolah dan relawan

Cerita Tanto ternyata didengar oleh sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan.

Pihak sekolah menyatakan akan membantu seragam dan keperluan sekolah Bagas.

Tanto kemudian bercerita lebih jauh dengan Kompas.com tentang kondisi keluarganya.

Ternyata, cerita pilu ini tidak hanya dialami Bagas. Adiknya bernama Putri Nurhayati (7) juga mengalami hal serupa.

Putri yang kini akan masuk kelas 1 SD belum memiliki seragam. Sama seperti Bagas, ayahnya tak memiliki uang untuk membelikan seragam baru.

Putri akhirnya memiliki ide untuk bergantian memakai seragam dengan kakaknya Teti Nurhayati (9) yang kini duduk di kelas 3 SD.

"Pakai baju muslim saja atau nanti kalau kakak sudah pulang sekolah, bajunya gantian aku pakai," kata Putri.

Di usianya yang masih belia, Putri paham betul dengan kondisi keluarganya. Kata Tanto, Putri tidak pernah mengeluh dan belum pernah merengek minta jajan.

Lagi-lagi kesulitan Tanto dan keluarganya tedengar oleh orang-orang baik. Kali ini dari komunitas relawan.

Relawan ini akhirnya membantu membelikan seragam untuk Putri dan Teti.

Dulu tinggal di tenda

Rumah yang ditempati Tanto dan keluarganya saat ini juga didirikan oleh relawan dari Respek Peduli Lebak.

Tanto sempat tinggal bertahun-tahun di sebuah tenda dari terpal di dekat dermaga pelelangan ikan Bayah.

"Terpaksa tinggal di sana karena tidak ada rumah. Mau ngontrak enggak ada uang," kata Tanto.

Walaupun hidup jauh dari kata cukup, tapi Tanto tetap mendahulukan pendidikan anak-anaknya.

Di rumah, Tanto jadi orangtua tunggal. Dia sudah berpisah dengan istrinya sejak beberapa tahun lalu.

Ima Humairo, relawan dari Respek Peduli Lebak menyebut keluarga kecil Tanto sebagai keluarga pejuang.

Ima mengatakan, sejak mengenal keluarga itu pada 2018, Tanto dan anak-anaknya tidak pernah mengeluh dan tidak pernah meminta.

Soal seragam Bagas, Ima baru saja mendapat informasi.

Saat mengetahui Bagas belum punya seragam dan peralatan sekolah, Ima lantas menulis di Facebook soal kebutuhan Bagas tersebut dan mendapat sejumlah respons.

Termasuk dari pihak SMKN 1 Bayah yang kemudian berniat membantu melengkapi kebutuhan Bagas.

"Bagas belum punya baju seragam hingga sekarang, dari kemarin keliling sama ayahnya mencari baju seragam bekas, belum dapat. Senin besok sudah mulai aktif belajar tatap muka, Bagas belum punya satupun seragam sekolah," tulis Ima di akun Facebook, beberapa waktu lalu.

Di unggahan tersebut, Ima mengumumkan tengah mencari bantuan kebutuhan Bagas dari seragam hingga sepatu.

Pihak desa tahu kondisi keluarga Tanto

Kepala Desa Bayah Barat Ridwan mengatakan, dia sudah mengetahui kondisi keluarga Tanto.

Ridwan membenarkan dulunya keluarga Tanto tinggal di tenda di wilayah Desa Darmasari.

Kini Tanto tinggal di rumah yang didirikan secara swadaya.

"Dulu kita kontrakan dulu, habis itu sama Respek peduli kita swadaya bangun rumah di situ," kata dia.

Saat ini, kata Ridwan, Tanto sudah tercatat sebagai warga Bayah Darat. Dirinya mengklaim administrasi kependudukan Tanto sudah selesai diurus.

Ridwan juga menyebut Tanto sudah mendapat bantuan sosial saat pandemi.

Soal seragam Bagas dan adik-adiknya juga sudah diselesaikan karena telah dibantu relawan.

"Ada kemarin yang bantu dari rumah yatim, sudah dikasih alat tulis dan seragam," kata dia. (Penulis Kontributor Banten, Acep Nazmudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com