Karena itu, ia berharap dalam dua minggu ke depan sudah ada kejelasan tentang kompensasi bagi nelayan yang terdampak Pelabuhan Patimban.
Jika tidak, pihaknya mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar.
Ketua Forum Masyarakat Peduli Jabar Asep Sumarna Toha mengatakan, audiensi pada Senin (23/8/2021) siang itu sebagai sebagai sarana penyampaian aspirasi nelayan terkait kompensasi atas pembangunan pelabuhan Patimban kepada para nelayan.
Asep menyebut terdapat upaya penyesatan di dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pembangunan Pelabuhan Patimban.
Salah satunya menyatakan areal tersebut bukan area tangkap ikan.
Berdasarkan data dari Pemerintah Desa (Pemdes) yang didapat dari Patimban, nelayan yang terdampak sebanyak 800 orang.
Sementara nelayan Desa Ujunggebang Indramayu ada sebanyak 200 orang. Sehingga total ada total 1.000 orang nelayan dengan jumlah perahu sebanyak 250 perahu.
Karena itu, ia mendorong para kepala daerah dan legislatif mengusut unsur penyesatan AMDAL dan memperjuangkan nasib nelayan yang terkena dampak pembangunan pelabuhan Patimban.
"Kami membantu nelayan bukan untuk kepentingan pribadi, tapi kepentingan masyarakat sudah menjadi tugasnya Bupati, Forkopimda Subang dan Indramayu agar bersama-sama memperjuangkan rakyatnya" ujar Asep.
Sementara Bupati Subang Ruhimat berharap masalah itu mendapat titik temu dalam dua minggu ke depan.
Ia mengaku mendapat keluhan dari nelayan yang hasil tangkapannya berkurang akibat dampak adanya pelabuhan.
Pun KSOP sebagai operator Pelabuhan Patimban menurutnya mempunyai dasar kebijakan tersendiri. Sebab tuntutan itu tidak ada regulasinya.
"Saya atas nama pemerintah, harus membuat keseimbangan untuk para nelayan maupun KSOP. Sehingga kami akan follow up lagi. Mudah-mudahan dua minggu benar-benar tidak ada lagi demo. Mudah-mudahan selesai," ucap Ruhimat.
Ruhimat juga mengaku terus berkoordinasi dengan Pemkab Indramayu. Sebab, banyak nelayan Indramayu yang menangkap ikan di perairan Patimban.
Bupati Indramayu Nina Agustina Da'i Bachtiar mengatakan, kehadirannya dalam audiensi itu sebagai bentuk dukungan untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi para nelayan.