Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BOR RS Turun Jadi 30 Persen tapi Masih Zona Merah, Ini Penjelasan Wali Kota Madiun

Kompas.com - 24/08/2021, 08:54 WIB
Muhlis Al Alawi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MADIUN, KOMPAS.com - Kondisi keterisian rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) di Kota Madiun, Jawa Timur, turun menjadi 30 persen.

Namun kota tersebut masih masuk kategori zona merah atau risiko tinggi Covid-19.

“Kita zona merah dan masih berada di level 4. Memang kenyataannya seperti itu,” kata Wali Kota Madiun Maidi kepada Kompas.com, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: 7 Warga Isoman Menolak Dipindahkan ke Tempat Isolasi, Wali Kota Madiun Ungkap Alasan Mereka...

Menurut Maidi, hal itu dipicu masih tingginya angka kematian warga akibat Covid-19.

Dia menjelaskan, saat ini BOR RS Lapangan Asrama Haji hanya terisi 49 dari kapasitas total 182 tempat tidur.

Meski demikian, tak dipungkiri tempat tidur yang kosong itu dipicu warga yang sakit namun enggan dibawa ke RS.

“Kita bangga rumah sakitnya kosong. Tetapi kalau masyarakatnya banyak yang sakit dan tidak dibawa ke sana, lebih baik BOR rumah sakit tinggi tapi masyarakat di rumah sehat. Indikator sehat itu berupa angka kematian turun,” kata Maidi.

Untuk itu, Maidi berencana memindahkan seluruh warga yang isolasi mandiri ke tempat isolasi terpadu demi menekan zona merah di wilayahnya.

Hanya saja, kondisi itu akan berdampak naiknya BOR Covid-19 di Kota Madiun.

Baca juga: 5 Fakta Kunjungan Jokowi ke Madiun, Dicurhati Guru yang Kangen Tatap Muka hingga Tinjau Pabrik Pengolahan Porang

Namun ia tak mempermasalahkan jika BOR RS naik lagi selama warga sehat dan angka kematian juga lekas turun.

“Jangan sampai BOR-nya turun 30 persen. Kemudian kita senang-senang warnanya (zona) nanti berubah. Tetapi dua atau satu bulan lagi naik lagi,” jelas Maidi.

Pihaknya juga akan menggencarkan tracing dan testing terhadap temuan kasus positif Covid-19 di Madiun.

Targetnya, setiap satu orang positif Covid-19 maka dikejar tracing-nya hingga 15 orang. Dengan demikian, pemutusan mata rantai penularan covid-19 dalam satu kasus bisa tuntas.

Tracing yang gencar ini, menurutnya, juga akan berdampak pada tingginya angka BOR di Kota Madiun.

Namun ia menilai, langkah itu menjadi pilihan yang tepat agar warga terpapar Covid-19 dipastikan sehat sehingga jumlah kematian turun.

“Dari tracing ini, BOR akan tinggi lagi. (Zona) merah lagi tidak apa-apa. Tapi kan masyarakatnya sehat. Sehingga suatu saat, BOR kosong, karena masyarakatnya memang sehat. Dampaknya, warnanya akan terus menurun, (zona) oranye, kuning, hingga hijau,” ujar Maidi.

Baca juga: Pandemi Covid-19 di Perbatasan RI-Malaysia, Jauhnya Jarak ke RS yang Makan Korban

Sebelumnya, Maidi juga telah menargetkan 182 warg ayang isoman dipindahkan ke tempat isolasi terpusat dalam waktu dua hingga tiga hari tanpa terkecuali.

Hingga Senin (23/8/2021), tersisa 100 warga belum dipindahkan ke tempat isolasi terpusat.

“Saya tarik semua ke isoter tanpa terkecuali. Semua harus ditarik karena di tempat isoter masih bisa menampung dan seluruh fasilitas sudah terpenuhi. Kalau di rumah itu kondisi tidak tahu. Tidak mau makan dibiarkan saja. Tetapi kalau di isoter kan harus makan dan minum sehingga kondisi kesehatannya terpantau baik," kata Maidi.

Ia mengungkap masih ada warga yang menolak dipindahkan ke tempat isolasi terpusat dengan beragam alasan.

Mulai dari memiliki rumah yang layak dipakai hingga alasan punya anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com