Interpretasi Situs Kumitir sebagai jejak istana Bhre Wengker bukan hanya menambah deretan peninggalan Majapahit yang berhasil ditemukan.
Selain koleksi arkeologis, penemuan istana bangsawan Majapahit di Kumitir juga membangkitkan gairah penelitian tentang sistem tata kota Kerajaan Majapahit.
Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog sekaligus Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir mengungkapkan, penemuan istana Bhre Wengker membuka peluang dialektika untuk merumuskan interpretasi ulang posisi Kotaraja Majapahit.
Sketsa rekonstruksi Kotaraja Majapahit sebelumnya pernah disusun oleh Mclaine Pont dalam tiga buah peta rekonstruksi, pada 1924.
Sebelum hadirnya tiga peta rekonstruksi Mclaine Pont, pada 1921 ada peta yang menggambarkan posisi Majapahit dari RA Kromodjoyo.
Sesudah tahun-tahun itu, muncul peta rekonstruksi dari Stutterheim, Sketsa Pigeaud dan beberapa ahli ataupun sejarawan.
Sketsa atau peta rekonstruksi Kotaraja Majapahit yang sudah muncul sejak 1924 hingga kini belum mencapai final.
Baca juga: Arkeolog Kaji Temuan Kerangka Manusia di Situs Kumitir Mojokerto, Minta Bantuan Sejumlah Ahli
Pertentangan para ahli untuk menentukan posisi Kotaraja Majapahit, utamanya keberadaan Kedaton, masih kerap terjadi.
Mungkin, menurut Wicaksono, hasil analisis data empiris Situs Kumitir yang dipadukan dengan naskah Negarakertagama, bisa membantu merumuskan ulang interpretasi terkait Kotaraja Majapahit.
Dia menuturkan, nama Kumitir tersebut dalam naskah kuno Negarakertagama. Lalu kitab Pararaton menyebutkan Kumeper sebagai nama daerah di Majapahit.
Dalam Negarakertagama Pupuh 12, kata dia, dijelaskan ada istana menjulang ajaib di sisi timur Kotaraja Majapahit, berjejer dengan beberapa Puri atau istana bangsawan lainnya.
Persepsi Wicaksono, istana yang dimaksud adalah bangunan yang ditemukan di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Situs Kumitir layak disebut sebagai komplek istana karena dikelilingi dinding kokoh yang memiliki pintu gerbang, serta berada di lahan seluas 6 hektare.
Dari perpaduan data empiris hasil ekskavasi dengan keterangan Negarakertagama, Situs Kumitir kemudian diinterpretasikan sebagai jejak istana Bhre Wengker.
"Interpretasi kami itu adalah istana Bhre Wengker. Untuk menelusuri kira-kira di mana posisi Kedaton atau pusat Kerajaan Majapahit, bisa dimulai dari Kumitir, dari sisi timur Kotaraja," kata Wicaksono.
Situs Kumitir menjadi penemuan terbaru peninggalan Majapahit.
Peninggalan arkeologis dari kerajaan yang pernah menguasai nusantara itu banyak ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur.
Beberapa peninggalan Majapahit yang lebih dulu ditemukan sebelum situs istana Bhre Wengker, antara lain Candi Tikus, Candi Gapura Bajang Ratu, serta Candi Brahu.
Jejak arkeologis peninggalan Majapahit lainnya, yakni Kolam Segaran, serta Candi Arimbi di Jombang dan Candi Pari di Sidoarjo.