Masih ada yang belum
Meski begitu, Ali Fauzi tidak menyangkal ada beberapa eks napiter yang tidak berkenan disuntik vaksin Covid-19. Ali menyebut, mereka enggan divaksin karena termakan hoaks di media sosial.
"Seperti masyarakat pada umumnya, mereka menilai mudharat-nya lebih besar ketimbang manfaatnya. Tentu ini termakan dari berita hoaks yang tersebar di media sosial, seperti divaksin akan memperpendek umur. Jadi ada rasa kekhawatiran," tutur Ali.
Dalam hitungan Ali, ada sekitar delapan napiter bersama keluarga yang belum menjalani vaksinasi. Namun Ali optimistis, seiring berjalannya waktu, mereka yang sempat menolak akan berkenan mengikuti vaksinasi.
Baca juga: Kronologi Lengkap Kapolsek di NTT Mabuk dan Aniaya Warga, Sempat Keluarkan Senjata Api
"Ada (yang menolak) dan kami menghargai karena itu bagian dari hak asasi yang bersangkutan. Tentu harapan saya, dalam beberapa waktu ke depan yang bersangkutan dapat ikut serta. Hanya butuh proses saja, agar yang bersangkutan mau ikut divaksin," kata Ali.
"Mudah-mudahan setelah saya vaksin, diikuti oleh kawan-kawan yang belum mau melakukan. Hanya butuh waktu saja saya pikir," ucap Ali.
Dikunjungi Kepala BNPT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPBT) Komjen Boy Rafly Amar meninjau agenda vaksinasi Covid-19 tersebut. Wakapolda Jawa Timur dan sejumlah pejabat di Pemkab Lamongan juga ikut hadir.
"Satu hal yang harus kita waspadai adalah miss informasi, terkait kabar yang tidak benar (hoaks). Tidak ada niat pemerintah untuk menyakiti masyarakatnya, justru sebaliknya," kata Boy di sela kunjungannya di YLP.