Industri pengolahan bambu
Industri rumahan kerajinan bambu yang cukup matang ada di Gintangan, Banyuwangi.
Di desa ini, ada 5 industri rumahan perajin bambu yang menghasilkan produk anyaman bernilai ekonomi tinggi.
Secara sederhana, prduksi kerajinan bambu dimulai dengan memotong tipis bambu (irat), meraut atau menghaluskan bagian bambu, mewarnai, menganyam, dan membentuknya menjadi produk jadi.
Untung menceritakan, songkok bambu buatannya kini sudah banyak dikenal dan diminati.
Ia memulai produksi ini pada 2014 silam. Awalnya ia hanya coba-coba karena ingin membuat songkok selain berbahan kain.
"Songkok di Indonesia kan identik berwarna hitam dan berbahan kain, kenapa tak dibuat dari bahan lain," kata dia.
Baca juga: Upiah Karanji, Songkok Rumput yang Tenar dari Gorontalo
Produksi 3.000 songkok tiap bulan
Akhirnya ia bisa membuat songkok berbahan bambu dan di Indonesia, Banyuwangi menjadi yang pertama membuatnya.
Setelah banyak yang berminat, ia bahkan mampu memproduksi 3.000 songkok bambu tiap bulannya.
Sebelum pandemi, jumlah tersebut selalu terserap pasar.
Harganya mulai Rp 20.000 hingga Rp 45.000 tergantung ukuran.
"Saya merasakan nikmat di kerajinan bambu ketika menekuni songkok ini," kata pria yang menekuni kerajinan bambu sejak tahun 2000 ini.
Namun, saat pandemi penjualan mengalami penurunan. Ia hanya memproduksi sesuai pesanan.
Sebulan ia menerima pesanan 1.000 songkok saat pandemi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.