Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Blitar Berharap Tetap Terapkan PPKM Level 4, Ini Alasannya...

Kompas.com - 23/08/2021, 15:16 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Sebanyak lima kali perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Kota Blitar belum pernah turun dari level 4.

Namun jika PPKM kembali diperpanjang, Wali Kota Blitar Santoso justru tidak berharap penurunan level untuk Kota Blitar.

"Yang kita khawatirkan kalau misal dari level 4 turun ke level 3, euforianya ini yang kita khawatirkan," kata Santoso kepada wartawan, Senin (23/8/2021).

Jika PPKM, yang sebelumnya telah diperpanjang hingga hari ini, kemudian diperpanjang lagi dan Kota Blitar turun ke level 3, kata Santoso, akan muncul ancaman terjadinya ledakan kasus baru karena masyarakat terlena dan mengabaikan protokol kesehatan.

"Kita khawatir masyarakat merasa seolah-olah sudah bebas. Padahal Pak Jokowi sudah menekankan, hati-hati jangan mudah terpancing turun dari level 4 ke level 2," ujar Santoso.

Menurut Santoso, meskipun dengan status level 4 berkonsekuensi pada pengetatan kegiatan masyarakat seperti penutupan destinasi wisata tetapi terdapat banyak sisi positif yang dapat diambil.

Baca juga: 80 Persen Pelaku Pariwisata Kota Blitar Sudah Divaksin Covid-19

Berada di level 4, ujarnya, membuat masyarakat mau tidak mau menghadapi aturan ketat dan disiplin penerarapan protokol kesehatan.

"Bagi saya dengan pemberlakuan PPKM (Level 4) itu juga ada untungnya. Mengapa, karena mau tidak mau kita bisa menyadarkan masyarakat tentang protokol kesehatan," jelas Santoso.

Sebaliknya, kata Santoso, jika turun ke level 3, ia khawatir menjadi sebab terjadinya ledakan kasus Covid-19 di Kota Blitar akibat euforia masyarakat.

Yang lebih penting, ujarnya, adalah konsisten menerapkan disiplin dalam protokol kesehatan.

Menurut Santoso, selama hampir dua bulan Kota Blitar menerapkan PPKM Level 4, sebenarnya hampir semua indikator terkait pandemi Covid-19 telah bergerak positif.

"Sudah bagus. Jadi kalau kita lihat sudah mengalami penurunan baik dari BOR (bed occupancy rate) isoter, rumah isolasi, maupun rumah sakit. Semua sudah mengalami penurunan," ujarnya.

 

Namun Santoso kembali menyatakan bahwa nilai positif dari sejumlah indikator itu tidak boleh membuat lengah.

Menurutnya, ledakan kasus Covid-19 dapat terjadi sewaktu-waktu seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Malaysia.

"Jangankan Indonesia, negara-negara superpower juga menghadapi ledakan. Itu negara-negara yang vaksinnya sudah maksimal. Ya karena euforia itu tadi," ujarnya.

Baca juga: Blitar Bumi Bung Karno: Kisah Tanah Pusara yang Gerowong akibat Peziarah (Bagian 2)

Kasus baru Covid-19 terus menurun di Kota Blitar selama satu pekan terakhir.

Satgas Covid-19 Kota Blitar melaporkan 27 kasus baru pada Minggu (22/8/2021) setelah sehari sebelumnya melaporkan 25 kasus baru.

Akumulasi kasus saat ini di Kota Blitar sebanyak 6.492 dengan kasus kematian sebanyak 234 atau tingkat kematian 36,04 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Regional
Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Regional
Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Regional
Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Regional
Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com