Sementara itu Camat Mojowarno Arief Hidayat mengungkapkan, ketiga anak yatim itu tidak memiliki orangtua ataupun orang dewasa dalam satu rumah.
Karena mengalami gejala, mereka dibawa ke rumah isolasi terpusat.
Pertimbangan mereka dibawa ke rumah isolasi terpusat karena di rumah tak ada sosok orangtua atau wali yang bisa merawat
"Ibu dan bapaknya cerai. Minggu lalu ibunya meninggal dunia karena Covid-19. Mereka dibawa ke rumah sehat karena di rumah tidak ada yang merawat," tutur Arief.
Baca juga: 100 Penyandang Disabilitas di Jombang Mulai Ikuti Vaksinasi Covid-19
Menurut Petugas kesehatan di Rumah Sehat SMPN 1 Mojowarno, Evi Nur Santi, selama dikarantina, tiga bersaudara tersebut mendapatkan fasilitas makan dan minum dengan kadar gizi yang diperlukan untuk pemulihan dari Covid-19.
Seperti pasien lainnya, ketiganya juga mendapatkan suplai obat dan vitamin sesuai kebutuhan, serta kunjungan dan pengawasan berkala dari petugas kesehatan.
"Sejak hari Rabu gejala-gejala mulai berkurang. Sekarang tinggal anak yang paling kecil, kadang-kadang masih batuk. Mudah mudahan segera sehat semua," kata Evi.
Baca juga: 23 Rumah Sehat di Jombang Siap Tampung Pasien Covid-19 Bergejala Ringan
Cerita pilu tiga anak yatim menarik simpati banyak kalangan. Semenjak kabar ketiga anak itu mengemuka, bantuan atau donasi terus berdatangan.
Hingga Sabtu (21/8/2021) siang, bantuan yang datang ke mereka sekitar Rp 13 juta.
Lalu pada Sabtu petang, kalangan wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jombang juga menyerahkan donasi sebesar Rp 4,5 juta.
Auladana, petugas piket di Rumah Sehat SMPN 1 Mojowarno mengatakan, seluruh donasi untuk tiga anak yatim tersebut, dikumpulkan dan nantinya diserahkan saat mereka pulang ke rumah.
Baca juga: Minta Warganya Shalat Idul Adha di Rumah, Bupati Jombang: Terima Kasih Atas Pengertiannya
Dia mengungkapkan, beberapa hari terakhir bantuan terus berdatangan untuk ketiganya yang dipersiapkan untuk mendukung kelangsungan hidup mereka.
"Bantuan yang terkumpul akan diserahkan sebagai bekal setelah mereka isolasi. Kasihan, mereka tak ada lagi punya orangtua yang membimbing dan mendampingi," ujar dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Syafií | Editor : Robertus Belarminus, Priska Sari Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.