Salah satu yang membuat banyak ibu menyusui yang terinfeksi Covid-19 bingung adalah apakah mereka harus menyusui langsung atau tidak.
Mira Sari (36), mengaku punya pertanyaan serupa saat mendapati dirinya positif Covid-19. Mira terjangkit virus corona, sementara anaknya tidak.
"Saya konsultasi dulu sama dokter karena saya kan positif, bagaimana [menyusui] anak saya. Terus dokter [bilang], tidak apa-apa karena ibu OTG [orang tanpa gejala]," sebut Mira.
Maka, Mira menyusui anak perempuannya yang berumur 21 bulan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan bagi Ibu Hamil Selama Pandemi Covid-19
"Ada rasa ketakutan [menulari]. Kita pakai masker sering-sering, pakai hand sanitizer. Anak hanya dekat saya kalau mau menyusui dan makan," ujar warga Kota Bandung itu.
Namun jika Mira dan Ninis tak ragu menyusui secara langsung meski mengidap Covid, tak demikian dengan Ayu.
"Yang paling ditakutkan, anak jadi ikut positif. Karena teman kantor ada yang memaksakan untuk DBF dan ternyata anaknya demam dan positif. Tapi enggak tahu juga, saya cuma menghindari risiko terburuk," ujar Ayu.
Baca juga: Perempuan Hamil 8 Bulan di Semarang Ditemukan Tewas di Kamar Kos, Wajahnya Membiru
Namun risiko penularan ini, kata dia, bisa dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Mencuci tangan terlebih dahulu, mengenakan masker ganda, dan memakai face shield untuk meminimalkan risiko penularan ke bayi.
"Penting diingat bahwa penularannya bukan melalui ASI. Justru ASI akan memberikan antibodi perlindungan buat bayinya. Kalaupun bayinya menjadi positif ataupun tertular, itu bisa terjadi sebelum ibu mengetahui bahwa dirinya positif atau protokol kesehatan saat menyusuinya kurang baik," kata Stella.
Baca juga: Ibu Terinfeksi Covid-19, Bolehkah Menyusui Bayinya? Ini Kata Dokter
Untuk itu, imbuh Stella, sebaiknya ibu meminimalkan kontak dengan si bayi.
Karenanya, ibu harus meminta dukungan dari anggota keluarga lain yang tidak terpapar Covid untuk mengasuh dan menjaga si bayi di luar jam menyusu.
Tapi yang juga tidak kalah penting, kata Stella, ibu harus memperhatikan gejala dan konsultasi dengan dokter yang menangani penyakitnya.
Jika gejalanya sedang dan berat, yang merupakan indikasi rawat inap di rumah sakit, otomatis ibu tidak bisa menyusui langsung.
Jika masih memungkinkan, ibu bisa memberikan ASI perah pada bayinya atau "memerah untuk dibuang", kata Stella, untuk menjaga produksi ASI.
Baca juga: Ibu Menyusui Jangan Ragu Vaksin Covid-19, Kenali Manfaatnya...