Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak-anak yang Kehilangan Orangtua karena Covid-19, Ada yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kompas.com - 22/08/2021, 08:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tangis Andika Bayu Prasetyo pecah saat mengenang kembali sang ibu, Vika Dwi Noviantiy yang meninggal karena Covid-19 pada Kamis (24/6/2021).

Semenjak meninggalnya sang ibu, siswa yang masih duduk di bangku SMA tersebut secara otomatis bertanggung jawan pada dua adiknya, Diana Avisa Aurulia dan Evan Raisa.

Sementara sang ayah, Deni Kurniawan sudah lebih dulu meninggal sekitar 7 tahun lalu.

Remaja yang akrab dipanggil Tyo itu bercerita sebelum berangkat kerja, ibunya biasa menyiapkan bahan makanan untuk mereka.

Baca juga: 500 Anak di Banyuwangi Kehilangan Orangtua akibat Covid-19

Vika memang mengajarkan agar anak-anaknya mandiri.

"Saya tinggal masak saja (bahan makanan). Kami memang dididik untuk selalu mandiri," tutur dia pilu.

Air mata Tyo kembali meleleh membayangkan bagaimana mereka harus hidup tanpa kedua orangtua.

"Sekarang tiap pagi tidak ada lagi mama. Doakan orangtua saya, Bu,” kata Tyo sambil menangis.

Baca juga: Tangis 2 Bocah Yatim Piatu Usai Ibunya Meninggal karena Covid-19: Tiap Pagi, Tak Ada Mama Lagi

Di Purwakarta, 3 anak yatim piatu tinggal dengan paman

Bupati Purwakarta Ratna Anne Mustika saat mengunjungi tiga anak yang kedua orang ruanya meninggal dunia dalam wajtu berurutan di Perumahan Panorama, Purwakarta, Kamis (29/7/2021).Dok. Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Bupati Purwakarta Ratna Anne Mustika saat mengunjungi tiga anak yang kedua orang ruanya meninggal dunia dalam wajtu berurutan di Perumahan Panorama, Purwakarta, Kamis (29/7/2021).
Di Purawakarta, tiga anak harus kehilangan ayah dan ibunya yang meninggal secara berurutan diduga karena Covid-19.

Anak pertama adalah Risqita Nabilla Wicahyani (19) serta dua adiknya, M Fathan Nurhafidz (16) dan M Ikhwanul Azmil Wicahyo (9).

Fathan juga diketahui sebagai anak berkebutuhan khusus dan bersekolah di Sekolah Luar Biasa Negeri Purwakarta.

Setelah orangtuanya meninggal, mereka kini tinggal bersama sang paman.

Baca juga: Orangtuanya Diduga Meninggal akibat Covid-19, Pemkab Purwakarta Janji Tanggung Biaya Risqita dan Adiknya

Risqita bercerita awalnya sang ayah, Priyo Hari (45) menjalani isolasi mandiri di rumah diduga karena terpapar Covid-19.

Karena kondisinya terus memburuk, ia dilarikan ke RS dan meninggal dunia pada 10 Juli 2021.

Keesokan harinya, 11 Juli 2021, ibunya, Dewi Masrurotin (47) meninggal dunia setelah dilarikan ke RS karena kondisinya kritis.

Risqita, anak pertama keluarga tersebut mengaku harus menerima keadaan apapun dengan kondisi yang saat ini menjadi tulang punggung dari kedua adik laki-lakinya tersebut. "Harus ikhlas. Saya juga masih ingin melanjutkan kuliah. Juga dengan adik-adik saya. Tapi ini masih akan dibicarakan dengan keluarga besar," kata Risqita, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Cerita 3 Anak di Purwakarta, Yatim Piatu Setelah Ayah Ibunya Meninggal, Kini Tinggal dengan Sang Paman

Di Sukoharjo, bocah 8 tahun kehilangan ayah dan ibu

Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setiawan bersama Al Ghifari Putra Setiawan (8) yang diangkat sebagai anak asuh setelah kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19.Dok. Humas Polres Sukoharjo Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setiawan bersama Al Ghifari Putra Setiawan (8) yang diangkat sebagai anak asuh setelah kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Al Ghifari Putra Setiawan (8) warga Sukoharjo Kota, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah harus kehilangan ayah dan ibunya.

Orangtua Ghifari, Haryati (37) dan Budi Setyawan (43) meninggal karena Covid-19 pada Juli 2021.

Setelah kedua orangtuanya meninggal, Ghifari diangkat menjadi anak asuh Polres Sukoharjo.

Meski telah diangkat sebagai anak asuh Polres Sukoharjo, Ghifari tetap tinggal bersama dengan bibinya.

Pada Jumat (30/7/2021), Ghifari menerima bantuan tabungan pendidikan dari Presiden Jokowi.

Baca juga: Jokowi Beri Tabungan Pendidikan ke Ghifari, Bocah yang Yatim Piatu karena Covid-19

Bantuan tabungan pendidikan itu diserahkan kepada Ghifari melalui Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setiawan bersama Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Inf Agus Adhy Darmawa

Selain dari Presiden Jokowi, bantuan untuk meringankan beban Ghifari datang dari masyarakat dan pemerintah daerah.

Polres Sukoharjo bersama dengan Kodim 0726/Sukoharjo juga turut memberikan bantuan kepada Ghifari berupa sepeda kayuh.

Baca juga: Duka Ghifari Bocah 8 Tahun, Ayah Ibu Meninggal karena Covid-19, Kini Anak Asuh Polres Sukoharjo

Di Kutai Kartanegara, empat saudara jadi yatim piatu

Tangkapan layar bocah Arga (13) saat mengumandangkan azan pemakaman ibunya, Deasy Setiawati (40) terpapar Covid-19 di Muslimin Kelambu Kuning Tenggarong, Kutai Kartenegara, Kaltim, Sabtu (24/7/2021). Istimewa Tangkapan layar bocah Arga (13) saat mengumandangkan azan pemakaman ibunya, Deasy Setiawati (40) terpapar Covid-19 di Muslimin Kelambu Kuning Tenggarong, Kutai Kartenegara, Kaltim, Sabtu (24/7/2021).
Empat anak di Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi yatim piatu setelah orangtuanya meninggal dunia karena Covid-19.

Mereka adalah Arya (17), Arga (13), Abai (8), dan Aira (4).

Sang ayah, Ali Yusni (45) meninggal pada, Kamis (22/7/2021) dan dua hari kemudian, disusul sang ibu Deasy Setiawati (40) yang juga meninggal dunia.

Saat pemakaman sang ibu, Arga yang masih berusia 13 tahun datang seorang diri. Dia mengumandangkan adzan di depan jenazah sang ibu.

Sementara tiga saudaranya, Arya (17) dan Abai (10) tidak menghadiri, karena menjalani isolasi mandiri di Wisma Atlet Tenggarong.

Baca juga: Saat Jokowi Telepon Arga, Bocah yang Orangtuanya Meninggal karena Covid-19

Sementara, adik bungsu Aira (4) berada di rumah kerabat. Saat ini keempat yatim piatu itu tinggal bersama keluarga dari ibunya.

"Anak sulung Arya sudah tahu. Tapi anak ketiga Abai dan bungsu Aira ini belum tahu orangtua mereka meninggal. Kami masih cari cara bagimana memberi tahu," ungkap Leonita kakak dari Ibu Arga, Deasy Setiawati saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/7/2021).

"Hari ini kan Arya dan Abai baru saja pulang ke rumah setelah isolasi di Wisma Atlet. Nanti mungkin 2-3 hari kami isolasi mereka di rumah dulu, baru kami rembukan dulu keluarga baru beri tahu anak berdua ini kalau orangtua mereka sudah enggak ada. Tapi kayanya Aira rasanya berat banget karena usia baru 4,5 tahun," terang dia.

Baca juga: 4 Saudara Kandung di Kaltim Jadi Yatim Piatu, Ayah dan Ibunya Meninggal karena Covid-19

Kisah Vino yang menggugah hati

Vino saat isolasi mandiri di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Kamis (22/7/2021).Dok. Margono Vino saat isolasi mandiri di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Kamis (22/7/2021).
Vino, seorang bocah kelas 3 sekolah dasar (SD) di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur (Kaltim), menjadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal saat terpapar Covid-19.

Ibunya bernama Lina Safitri (31) meninggal dalam kondisi hamil lima bulan pada Senin (19/7/2021). Esoknya, disusul sang ayah, Kino Raharjo (31).

Pasangan suami istri ini meninggal hanya selang sehari saat keduanya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat, karena positif Covid-19.

Anak tunggal mereka, Vino, juga terpapar Covid-19. Karena tidak bergejala, bocah berusia 10 tahun itu hanya menjalani isolasi mandiri di rumah.

Saat ini Vino diurus oleh pamannya bernama Margono dan tetangga terdekat.

Baca juga: Penuh Haru, Vino yang Yatim Piatu akibat Covid-19 Ungkap Hal Ini ke Paman

"Ayah Vino ini profesinya penjual pentol keliling. Di sini (rumah) ada beberapa penjual (pentol) juga semua perantauan dari Jawa, rumah berdampingan di situ, mereka yang urus Vino," kata tetangga Vino, Mistari, Kamis (22/8/2021).

"Di sebelahnya itu ada paman Vino, Mas Margono. Mas Margono ini yang antarkan makanan, disimpan depan pintu, baru dia ambil sendiri,” sambung Mistari.

Ketika malam hari, Vino juga ditemani tetangga, rekan penjual sang ayah, tidur depan pintu beratapkan tenda.

Sementara itu, Vino tidur beralasan bentangan ambal dan kasur di ruang tengah depan televisi.

Baca juga: Kisah Bocah Kelas 3 SD Jadi Yatim Piatu karena Covid-19, Ayah dan Ibu Meninggal Selang Sehari

Di Jombang, remaja 15 tahun rawat dua adiknya

Tiga anak Yatim tinggal di rumah isolasi terpusat di Rumah Sehat SMPN 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Mereka terpaksa menjalani isolasi setelah sang ibu meninggal karena Covid-19.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Tiga anak Yatim tinggal di rumah isolasi terpusat di Rumah Sehat SMPN 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Mereka terpaksa menjalani isolasi setelah sang ibu meninggal karena Covid-19.
BRM, remaja berusia 15 tahun di Jombang, Jawa Timur, kini harus merawat dua adiknya di tempat isolasi usai kehilangan ibunya yang meninggal karena Covid-19.

Sebagai anak tertua, BRM mesti mengurusi segala keperluan adiknya, AR (12) dan yang terkecil, AF (4), selama berada di tempat isolasi.

Ketiganya yang berasal dari Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang itu positif Covid-19 tertular dari ibunya yang meninggal dunia pada Minggu (15/8/2021) malam dalam usia 39 tahun.

Sementara sangh ayah telah lama pergi setelah bercerai dengan almarhum ibu mereka.

Sedangkan neneknya yang sempat tinggal bersama, tak bisa merawat karena kondisi kesehatan yang tidak stabil dan kini dirawat di rumah kerabat.

Baca juga: Remaja 15 Tahun Rawat 2 Adiknya di Tempat Isolasi Usai Kehilangan Ibu karena Covid-19

Ada ribuan anak kehilangan orangtuanya

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 per 20 Juli 2021 diketahui terdapat 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim atau piatu.

Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat, 350.000 anak yang terpapar Covid-19. Sementara itu, ada 777 anak yang meninggal dunia.

Terkait hal tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) mematangkan skema perlindungan sosial untuk anak yang kehilangan orangtuanya akibat pandemi Covid-19.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyatakan, pihaknya sedang membahas kemungkinan adanya alokasi anggaran bantuan sosial anak tersebut bersama Kementerian Keuangan.

Baca juga: Kemensos Siapkan Skema Bantuan Sosial untuk Anak Yatim Piatu akibat Covid-19

"Saya sudah berbicara dengan ibu Menkeu agar bisa didukung dari anggaran. Bantuan untuk anak-anak tersebut menjadi kewajiban negara. Sebagaimana amanat konstitusi pada Pasal 34 UUD 1945 bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara," kata Risma dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/8/2021).

Ia menekankan, skema bantuan tersebut sedang diproses bersama kementerian terkait yakni Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).

"Sekarang ini sedang dimatangkan. Tidak mudah (menyusun skema bantuan) memang, karena Indonesia ini luas dan karakteristik daerahnya macam-macam. Kalau aku kemarin di Surabaya enggak begitu luas, jadi mudah," kata dia.

Baca juga: KPAI: Anak Yatim Piatu akibat Covid-19 Harus Dipastikan Terima Semua Bantuan

Peresmian program Aku Sedulurmu di Hotel Patrajasa Kota Semarang, Senin (16/8/2021).KOMPAS.com/polda jateng Peresmian program Aku Sedulurmu di Hotel Patrajasa Kota Semarang, Senin (16/8/2021).
Menurut dia, semua bantuan sosial harus memenuhi prinsip-prinsip akuntabilitas, misalnya dengan merujuk pada data kependudukan.

Terkait rencana bantuan sosial bagi anak terdampak Covid-19, Kemensos akan merujuk kepada identitas kependudukan anak yang tercantum di kartu keluarga agar lebih mudah diproses secara administratif.

Namun, bagi yang tidak tercatat atau tidak memiliki kartu keluarga, akan disiapkan prosedur lanjutannya.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mendesak agar anak-anak tersebut tidak disulitkan dalam proses administrasinya saat mendaftarkan bantuan-bantuan pemerintah.

Baca juga: Kisah Para Yatim Piatu Akibat Covid- 19: Datang ke Mimpiku Saja Ya Pak, Jangan ke Mimpi Ibu

"Anak-anak yang kehilangan orangutan karena Covid-19 harus dipastikan mulai APBN maupun APBD tahun 2022 diikutsertakan atau mendapatkan seluruh bantuan dalam program-program tersebut dengan cara yang tidak bertele-tele administrasinya, cukup surat keterangan kematian orangtuanya dan kartu keluarga yang sudah di perbaharui, dimana anak-anak tersebut tercantum namanya," kata Retno dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).

Menurut Retno, KIP perlu diberikan untuk menjamin pemenuhan hak atas pendidikan anak-anak tersebut minimal sampai jenjang SMA/sederajat.

Sedangkan, Kartu Indonesia Sehat untuk menjamin pemenuhan hak atas kesehatannya, karena mustahil anak-anak itu harus membayar BPJS setiap bulannya. Kemudian, PKH dibutuhkan untuk jaminan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-sehari, yaitu makanan bergizi untuk tumbuh kembang anak-anak tersebut.

Baca juga: Diperkirakan Ada 5.000 Anak Yatim Piatu di Jatim Selama Pandemi Covid-19

Selain itu Retno pun mendorong aparat desa atau RT/RW setempat membantu anak-anak yang kehilangan orangtua akibat pandemi mengakses sejumlah bantuan dari pemerintah, khususnya bagi mereka yang belum mendapatkan bantuan.

"Aparat desa atau kelurahan, RT/RW harus tergerak membantu admintrasi dan pendataan anak-anak tersebut. Bantu anak-anak tersebut atas nama kemanusiaan, bayangkanlah kalau anak-anak Anda sendiri yang mengalaminya, Gunakan nurani dan mata hati kita," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin, Labib Zamani,Zakarias Demon Daton, Moh. Syafií, Rahel Narda Chaterine | Editor : Pythag Kurniati, Rachmawati, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian, Priska Sari Pratiwi, Icha Rastika, Bayu Galih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com