Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oey Soe Tjoen, Batik Tulis Alus Peranakan Diambang Kepunahan, Satu Kain Dibuat Selama 3 Tahun

Kompas.com - 22/08/2021, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

Diambang kepunahan

Meski demikian, sudah lima tahun belakangan ini, Widia hanya berkerja dengan sistem pesanan karena ia memilih bekerja tanpa tekanan.

Ia pun yakin, nasib usaha batik itu usai dalam satu dekade ke depan.

Salah satu alasannya adalah karena kondisi fisiknya yang menurun.

Ia pernah jatuh saat mencuci batik dan sejak saat itu kondisi tulangnya tak pernah benar-benar pulih. Matanya pun kian tak awas.

"Sudah kayak orang jantungan, sudah tinggal napas terakhir," ujarnya tentang masa depan usaha batik tulis itu.

Baca juga: Kisah Kembang Bangah, Motif Batik Sarat Kritik Karya Go Tik Swan

Faktor lainnya adalah para pembatik yang semakin tua dan tanpa penerus.

Ia menetapkan standar yang sangat tinggi untuk para pembatik, yang membuatnya sulit menemukan pengganti.

Dari segi pembatik pun, batik tulis halus tak lagi populer.

Kustinah, misalnya mengatakan anak-anaknya tak mau meneruskan menjadi pembatik.

"Anak saya yang kecil, disuruh melanjutkan, nggak mau. Bilangnya 'kotor, malas'... 'Netes' terus.

Baca juga: Profil Go Tik Swan, Pelopor Batik Indonesia yang Dijadikan Google Doodle Hari ini

"Sementara, anak saya yang besar, nggak bisa, sudah diajari. Bisa [membatik], tapi tidak baik [kualitasnya]," ujarnya.

Meski bermimpi terus membatik, salah satunya agar bisa terus mandiri secara finansial, Kustinah berusaha realistis.

"Ya kalau sudah nggak bisa, nggak apa-apa. Kalau masih bisa ya kepengennya membatik terus," ujarnya.

Tanpa pembatik andal, Widia sulit membayangkan nasib usaha itu.

Baca juga: Perjuangan Perempuan Ambarawa, Pulangkan Batik Patron dari Leiden

Kustinah, salah satu membatik, berharap ia terus bisa membatik, salah satunya, agar ia bisa mandiri secara finansial.dok BBC Indonesia Kustinah, salah satu membatik, berharap ia terus bisa membatik, salah satunya, agar ia bisa mandiri secara finansial.
Bahkan, jika putranya mau meneruskan bisnis itu, ia tak akan mengizinkannya membawa bendera Oey, tanpa kualitas setara.

"Boleh usaha batik, tapi jangan pakai nama Oey Soe Tjoen kalau kualitasnya tidak bisa sama," ujarnya.

"Makanya dengan prediksi seperti itu, saya bisa mengatakan bahwa batik tulis halus Oey Soe Tjoen bisa habis atau bisa punah dalam waktu 10 tahun ke depan karena saya tahu kondisi saya," kata Widia.

Yohannes Somawiharja menilai sudah ada upaya pemerintah untuk mempertahankan usaha seperti ini, seperti dengan pemberian penghargaan dan modal.

Baca juga: Makna Motif Tumpal dalam Batik Betawi

Ada juga usaha serupa yang berusaha bertahan dengan menjual batik yang lebih murah.

"Namun sayangnya upaya yang terkoordinasi masih belum dilihat oleh pengusaha batik sebagai sesuatu yang attractive (menarik) dan meringankan resiko.

"Entah ini menjadi tugas siapa. Jika masalah ini tidak terselesaikan dengan efektif, saya khawatir kita tidak akan bisa mempertahankan batik peranakan tulis halus lagi," ujarnya.

Padahal, kata Yohannes, batik tulis adalah salah satu produk kebanggaan Indonesia.

"Batik tulis halus adalah adibusana mahakarya bangsa Indonesia. Tidak ada di tempat lain di dunia ini yang memproduksi produk batik se-bagus yang dari Indonesia. Ini tentunya menciptakan sense of identity, kebanggaan nasional.

Baca juga: Uniqlo Indonesia Luncurkan Koleksi Batik

'Juara tak terkalahkan'

Saat ini Widia mengatakan targetnya yang paling dekat adalah menggelar pameran batik Oey di tahun 2025 demi menunjukkan bahwa batik itu "pernah ada".

Meski masa depan batik Oey terlihat buram, Widia menegaskan kompromi kualitas tak jadi pilihan.

"Seorang petinju, kalau dia menggantungkan sarung tinjunya dalam keadaan tidak pernah kalah, maka dia akan akan disebut juara tak terkalahkan.

"Jadi ketika saya gantung canting, posisi Oey Soe Tjoen adalah yang terbagus," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elite Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com