BATAM, KOMPAS.com – Wali Kota Batam Muhammad Rudi menegaskan bahwa keputusan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akan tetap dilaksanakan, apabila vaksinasi dosis pertama di Batam sudah mencapai angka 100 persen.
Sementara vaksinasi dosis pertama di Batam kini baru mencapai angka 67,37 persen.
Rudi juga menegaskan bahwa keputusan penyelenggaraan PTM di Batam merupakan hak dari Ketua Gugus Tugas Kota Batam, dalam hal ini Wali Kota Batam.
"Tolong dibedakan antara kewenangan mendirikan sekolah, dengan pemberian izin pelaksanaan. Untuk sekolah tatap muka, satu saja jawabannya, kalau anak sekolah sudah semuanya divaksin saya akan izinkan," ujar Rudi, Jumat (20/8/2021).
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Menurun, Gubernur Kepri Tetap Sarankan Pembelajaran Tatap Muka Ditunda
Pernyataan ini dilontarkannya menanggapi permintaan Gubernur Kepri Ansar Ahmad, agar seluruh Bupati dan Wali Kota di Kepri dapat menunda rencana PTM untuk siswa sekolah.
"Mau level apa saja, baik TK, SD, SMP dan SMA atau SMK. Saya yang punyak hak mengizinkan itu," tambah Rudi.
Penegasan ini juga diakuinya berlaku bagi aktivitas perkuliahan. Apabila mahasiwa dan mahasiswi tidak tervaksin, maka Pemkot Batam tidak akan memberikan izin untuk belajar tatap muka.
Sehingga ia kembali meminta Gubernur Kepri Ansar Ahmad untuk mendistribusikan vaksin ke Batam sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Wali Kota Batam Ingatkan Pemprov Kepri, Jatah Vaksin Harus Sesuai dengan Jumlah Penduduk
"Tugas kami sekarang hanya vaksin sebenarnya. Vaksin dari pusat singgahnya di Provinsi. Maka dengan pemerintah provinsi, saya berharap kalau vaksinnya sudah hadir, diserahkan kepada daerah agar kami bisa menggunakan," papar Rudi.
Sementara ini, Rudi mengimbau mulai dari sekolah, guru, peserta didik dan orangtua tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Pakai masker, jaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan handsanitizer," terang Rudi.
Seperti diketahui, sasaran vaksinasi siswa atau pelajar di Kota Batam sebanyak 117.866 orang.
Untuk vaksinasi dosis pertama untuk pelajar kini mencapai 37,93 persen atau 44.712 orang. Sementara untuk dosis kedua baru mencapai 4,47 persen atau baru 5.272 orang.