Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Internet Masuk ke Desanya, Ratusan Ibu Kampung Marketer Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan

Kompas.com - 20/08/2021, 14:53 WIB
Iqbal Fahmi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Meskipun terlihat sederhana, tapi beban tugas Wiwit tidak bisa dibilang ringan. Sebagai CS, dalam sehari dia bisa berbalas pesan dengan 60 pelanggan mitra bisnisnya.

Keterampilan yang dimiliki Wiwit ternyata tak diperoleh begitu saja.

Setiap karayawan baru akan mendapat pelatihan lebih dulu dari manajemen sebelum dipertemukan dengan calon mitra.

“Sebelum kerja di Komerce, saya sama sekali buta sama dunia kayak gini. Jangankan mimpi buat jadi CS, pengalaman mencoba belanja online saja belum pernah,” ungkapnya.

Namun hasil memang tak pernah menkhianati proses.

Dengan usaha yang tekun, ibu satu anak ini sekarang sudah hafal di luar kepala akan sistem kerja bisnis online.

Baca juga: Kisah Yanuarius, Pensiunan Guru yang Memilih Jadi Petani Cabai, Raup Omzet Puluhan Juta

Seperti CS profesional pada umumnya, jempol tangannya menari rampak di muka layar saat order datang satu-persatu.

“Sistem pembayarannya ada gaji pokok dan bonus untuk setiap barang yang terjual. Selama di Komerce, rata-rata penghasilan per bulan sekitar Rp 3 juta, padahal dulu di Singapura saya jadi ART (asisten rumah tangga) cuma digaji Rp 2,5 juta,” ujarnya.

Wiwit amat bersyukur atas kehidupannya yang jauh lebih baik di kampung halaman.

Pasalnya, tak hanya kaum hawa, sang suami juga turut diberdayakan oleh manajemen Komerce sebagai teknisi perawat jaringan internet.

“Dulu di Singapura saya pernah punya pengalaman buruk dilarang salat sama majikan, sekarang bukan cuma bisa salat malah bisa makan siang bareng keluarga. Dulu di Singapura saya suruh tidur di gudang, sekarang alhamdulillah sudah bisa ngangsur rumah sendiri,” katanya.

Serap angkatan kerja

Keberadaan Komerce di Desa Tunjungmuli kian hari kian menjadi magnet bagi para pencari lapangan kerja.

Sejak berdiri pada 2017, hingga kini Komerce telah memayungi lebih dari 500 karyawan.

“Kami menyebut para karyawan di Komerce dengan istilah talent untuk menghargai bakat yang dimiliki setiap karyawan tanpa membeda-bedakan latar belakang pendidikan,” kata public relation Komerce, Didi Setiadi.

Didi menjelaskan, sistem kerja Komerce adalah mempertemukan para talent dengan mitra bisnis pemilik toko online dan UMKM di penjuru Indonesia.

Baca juga: Terima Jasa Dongkrak Akun Medsos, Mahasiswa Raup Puluhan Juta Rupiah dan Pekerjakan Teman

Ada tiga bidang jasa yang ditawarkan kepada mitra bisnis, yakni program advertiser, customer service (CS) dan admin marketplace.

Biaya yang dibanderol untuk masing-masing program mulai dari CS sebesar Rp 600.000, admin marketplace sebesar Rp 900.000 dan advertiser tarifnya tergantung paket.

“Tarif ini khusus untuk gaji pokok para talent, di luar itu ada juga tambahan biaya administrasi Rp 500 ribu setiap bulan,” terangnya.

Didi mengungkapkan, Komerce sengaja menetapkan tarif yang terjangkau untuk membantu para pelaku bisnis online dan UMKM yang masih merintis usaha.

“Selain dapat gaji pokok, para talent juga akan mendapat bonus dari setiap produk yang terjual. Besarannya tergantung kesepakatan antara talent itu sendiri dengan pemilik toko online yang menjadi mitranya,” jelasnya.

Hasil yang menggiurkan ini pun menarik minat bukan hanya dari warga setempat.

Salah satu talent Komerce dari luar kota adalah Kiki Nur Anjali. Dara berusia 20 tahun ini merantau dari Kabupaten Sragen dan menetap di Purbalingga untuk bergabung dengan Komerce sejak 2019.

Selama itu, Kiki mendapat mitra bisnis sebuah toko jam tangan dari Kota bandung.

“Sehari saya bisa dapat 80 chat dari pelanggan, kalau dihitung setiap bulan bisa jualan sekitar 400 item, bonus untuk jual satu item Rp 5.000,” terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com