Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Poster "Dipaksa Sehat di Negara Sakit" di Klaten, Bupati: Wujud Protes Masyarakat

Kompas.com - 19/08/2021, 19:10 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Bupati Klaten Sri Mulyani angkat bicara terkait munculnya poster berisi kritikan penanganan Covid-19 di wilayah tersebut.

"Itu biasa ya, wujud protesnya masyarakat dengan diperpanjangnya PPKM darurat. Tapi semuanya Klaten kondisinya Alhamdulillah kondusif," kata Sri Mulyani dihubungi Kompas.com, Kamis (19/8/2021).

Sri Mulyani mengatakan dirinya tidak merasa terganggu dengan kemunculan poster tersebut.

Baca juga: Dibeli dengan Dana Desa, Ratusan Botol Hand Sanitizer di Poso Tak Mengandung Alkohol

Namun, dia menerangkan bahwa penanganan pengendalian Covid-19 tidak mudah. Banyak bidang dan sektor yang ikut terkenda dampak, terutama ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, dirinya meminta kesadaran dan kerja sama masyarakat untuk bersama-sama ikut menangani Covid-19.

"Saya selaku bupati mohon kesadarannya dan mohon kerja samanya bahwa ini sulit. Sama-sama sulit kondisi ekonomi kita. Penanganan pemulihan kesehatan tidak mudah. Jadi saya mohon masyarakat tetap bersabar nanti PPKM akhir tanggal 26 tidak diperpanjang lagi atau levelnya paling tidak turun," ungkap istri Sunarna, mantan Bupati Klaten dua periode tahun 2005-2015.

Pihaknya menyerahkan penanganan terkait munculnya poster tersebut ke kepolisian.

"Itu ranahnya Pak Kapolres. Pak Kapolres mungkin sudah menerjunkan jajarannya. Sepertinya sudah mengusut kaitan itu tapi saya belum koordinasi lebih lanjut. Tapi intinya semua kondusif kok. Masyarakat itu butuh perhatian dan kami akan selalu memperhatikan masyarakat," katanya.

Baca juga: Tak Mau Keluarganya Dimakamkan secara Protap Covid-19, Jenazah di RSUD Buol Diambil Paksa

Sebelumnya diberitakan, polisi masih menyelidiki poster berisi kritikan penanganan Covid-19 yang terpasang di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

"Polres Klaten masih melakukan penyelidikan selebaran yang ada di wilayah Klaten," kata Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo dalam keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).

Kritikan terhadap penanganan Covid-19 terhadap pemerintah itu ditulis dalam kertas HVS kemudian ditempel di beberapa lokasi di Klaten.

Salah satu poster itu bertuliskan 17 Agustus tahun ini temanya "Bertahan Hidup!!! Dipaksa Sehat di Negara Sakit".

"Kertas itu disebar oleh pelaku yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya. Pelaku menempel selebaran di pinggir jalan," kata dia.

Eko mengungkapkan selama ini penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan secara maksimal.

Adapun kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan saat ini bertujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat.

"Memang ada beberapa sektor yang terdampak secara ekonomi akibat PPKM. Namun itu semua untuk keselamatan masyarakat," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com