Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

417 Hektar Lahan Pertanian di Lereng Merapi Terdampak Abu Vulkanik

Kompas.com - 19/08/2021, 16:43 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Hujan abu vulkanik Gunung Merapi yang mengguyur beberapa wilayah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berdampak pada hasil pertanian warga.

Hujan abu vulkanik terjadi pada 8 dan 16 Agustus 2021, setelah Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran.

Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Magelang Romzah Ernawan menjelaskan, lahan pertanian yang paling terdampak hujan abu dengan intensitas ringan hingga sedang, meliputi wilayah Kecamatan Dukun dan Sawangan.

"Hujan abu vulkanik yang terjadi pada 8 dan 16 Agustus 2021 berdampak pada sektor pertanian komoditas hortikultura dan perkebunan petani di sekitar lereng Gunung Merapi," terang Romzah, kepada wartawan, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Candi Borobudur hingga Mendut Terdampak Abu Vulkanik Gunung Merapi

Di Kecamatan Dukun, meliputi Desa Sengi, Krinjing dan Paten. Sedangkan di Kecamatan Sawangan, meliputi Desa Kapuhan, Ketep dan Gantang.

Meskipun tidak mengalami kerusakan berat, kata Romzah, komoditas utama yang paling terdampak adalah tanaman tembakau, cabai, dan bunga kol.

"Di wilayah Kecamatan Dukun, lahan tembakau yang terdampak sekitar 149 hektar, cabai 82 hektar dan bunga kol mencapai 63 hektar," papar Romzah.

Adapun di Kecamatan Sawangan, lahan tembakau yang terdampak mencapai 76 hektar, cabai 32 hektar, dan bunga kol 15 hektar.

Romzah menjelaskan, abu vulkanik yang menempel pada daun tanaman akan mengurangi kualitas hasil panen komoditas.

Terlebih, jenis tanaman tembakau di wilayah Dukun dan Sawangan sudah siap panen.

"Tembakau kita jenis tembakau atas, utamanya di Dukun dan Sawangan itu tembakau tua dan siap panen, kandungan nikotin pada daun cukup tinggi sehingga apabila abu menempel bisa memengaruhi kualitasnya," terang Romzah

Apabila kualitas menurun maka praktis harga jual pun ikut turun. Oleh sebab itu, Distanpan menyarankan petani segera membersihkan tanaman dengan mengibaskan daun agar abu hilang.

"Solusinya dilakukan pengibasan saat panen untuk mengurangi kandungan debu vulkanik pada daun," ujarnya.

Baca juga: 12 Desa Terdampak Abu Vulkanik Gunung Merapi, BPBD Magelang Bagikan Ribuan Masker

Demikian pula pada tanaman cabai dan bunga kol. Meski dampaknya relatif kecil dan aman, para petani disarankan untuk menggoyangkan-goyangkan tanaman, mencuci, dan menyemprot tanaman untuk membersihkan abu. 

"Bunga kol yang terdampak abu itu mulai mekar dan siap panen, maka solusinya dengan pencucian dan penyemprotan, supaya abu hilang dan tidak mempengaruhi kualitas," tandasnya.

Distanpan juga mengimbau petani untuk segera memanen komoditas mereka jika sudah siap panen.

Sebab, aktivitas Gunung Merapi beberapa hari terakhir ini cenderung meningkat dan sulit diprediksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com