Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Satlantas yang Mengamuk di RS Diduga Emosi Dengar Mertuanya "Di-Covid-kan", Nasib Tergantung Sidang Etik

Kompas.com - 19/08/2021, 14:18 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Nasib oknum polisi bagian Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Nunukan Kalimantan Utara yang mengamuk di RSUD Nunukan akan diputuskan dalam sidang kode etik polisi.

Kepala Seksi Propam Polres Nunukan Ipda Andi Irwan mengatakan, saat ini unitnya masih melakukan pemeriksaan dengan menghadirkan sejumlah saksi dari RSUD Nunukan termasuk Bagian Kehumasan RSUD.

"Sementara masih dalam proses pemeriksaan, kami meminta keterangan dari saksi-saksi, pihak yang dirugikan, berikut pengumpulan barang bukti. Termasuk oknum pelaku sudah dimintai keterangan. Nanti setelah berkasnya rampung, selanjutnya dihadapkan ke persidangan disiplin. Untuk jenis sanksi, nanti diputuskan dalam sidang disiplin minggu depan,’’ ujarnya, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Oknum Polisi Perusak Rumah Sakit Ternyata Anggota Satlantas, Bukan Brimob

Andi Irwan menjelaskan, oknum Satlantas bernama Briptu MN (27) meminta izin untuk meninggalkan sementara tugasnya yang sedang melakukan pengamanan di lahan perusahaan kelapa sawit.

Kondisi mertuanya yang kritis di RSUD Nunukan membuat ia bergegas kembali ke Nunukan dan langsung menuju RSUD tanpa mengganti pakaian dinas dan masih membawa senjata api laras panjang.

‘’Mungkin dia mendengar hasutan keluarganya yang mengatakan bahwa kematian mertuanya 'di-Covid-kan' atau direkayasa. Sangat manusiawi dengan kondisi pikiran galau, dia akhirnya merespons hasutan itu dengan emosional,"lanjutnya.

Andi Irwan juga menjelaskan, senjata laras panjang tersebut merupakan senjata organik inventaris Polres Nunukan untuk personel yang ditugaskan BKO ke lokasi konflik.

‘’Dia tidak sempat pulang dan langsung menuju RSUD karena saat sampai di Nunukan, ia mendengar kabar mertuanya meninggal. Adapun perusakan fasilitas RSUD Nunukan bukan dikarenakan senjata. Anggota kami menabrak pintu kaca tersebut dan perkara tersebut sudah diselesaikan,’’ jelasnya.

Baca juga: Anggap Mertuanya Meninggal karena Di-Covid-kan, Anggota Brimob Mengamuk di RSUD, Pecahkan Kaca, Bawa Senjata

Sebelumnya diberitakan, aparat Polres Nunukan mengamuk di RSUD Nunukan pada 16 Agustus 2021 sekitar pukul 21.00 Wita.

Ia menuding pihak RSUD memperlakukan mertuanya sebagai penderita Covid-19 atau "meng-Covid-kan" mertuanya yang diyakini meninggal akibat sakit jantung.

Sebagaimana dijelaskan Humas RSUD Nunukan Khairil, anggota polisi tersebut tiba-tiba memaksa masuk ruang ICU untuk pasien Covid-19.

Ia berteriak-teriak menanyakan nama dokter yang bertanggung jawab atas para pasien kepada para perawat di ruang tersebut.

"Oknum aparat tersebut tidak mendapat jawaban dari para perawat karena kondisi pasien ada yang butuh penanganan serius,"ujar Khairil.

Amarah aparat tersebut membuat banyak pasien terganggu dan para perawat sempat panik, terlebih lagi, saat itu ia masih membawa senjata laras panjang di bahunya.

Para perawat berinisiatif meminta pertolongan kepada para petugas jaga, sehingga oknum tersebut bisa dibawa keluar dari ruang ICU pasien Covid-19.

"Pengamanan di RSUD kita dibantu juga dengan aparat dari Kodim 0911/Nunukan. Oknum itu diamankan dan dibawa keluar dari RSUD," lanjutnya.

Amarah yang masih membara membuat aparat dimaksud masih sempat menendang salah satu pintu kaca sehingga pecah berantakan meski ia diapit dan dijaga oleh para anggota TNI AD.

Khairil juga membantah adanya tudingan bahwa RSUD Nunukan "meng-Covid-kan" keluarga pasien yang memicu insiden tersebut.

"Semua yang kita umumkan terkait kondisi pasien adalah hasil laboratorium PCR, pasien sudah masuk RSUD pada 7 Agustus 2021. Pasien menderita sakit jantung, paru-paru, dan diabetes mellitus. Pada 14 Agustus, atau sepekan kemudian, kita swab PCR dan hasilnya positif. Tanggal 15 Agustus sekitar pukul 21.00 Wita, pasien meninggal dunia karena kondisinya lumayan parah, terlebih pasien memiliki komorbid," jelasnya.

Pihak RSUD Nunukan kemudian memberikan rekomendasi jenazah tersebut boleh diurus keluarga dan dimakamkan di pemakaman keluarga bukan pemakaman khusus jenazah Covid-19.

"Kami berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan BPBD. Mereka mengizinkan pasien dikebumikan di makam keluarga, tapi tetap mengacu protokol kesehatan. Pemakaman diawasi oleh Satgas dan BPBD," kata Khairil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com