Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rizka, Remaja yang Bersuara Lewat Komik, Terbitkan Karya "Anti Bully" dan "Anti Pernikahan Dini"

Kompas.com - 19/08/2021, 05:55 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

 

MAKASSAR, KOMPAS.com – Saat masih pelajar SMAN 2 Makassar, Sulawesi Selatan, Rizka Raisa Fatimah Ramli (17) menerbitkan komik bergambar “Anti Bully”.

Kini, Rizka telah menjadi mahasiswa dan telah menerbitkan kembali karya terbaru komik bergambar “Anti Pernikahan Dini”.

Saat menerbitkan karyanya “Anti Bully”, Rizka dinobatkan sebagai juara pertama dalam kontes komik yang diselenggarakan Badan PBB yang bergerak di bidang anak United Nation Children's Fund (Unicef).

Kemudian, dia menerbitkan komik bergambar “Anti Pernikahan Dini” dan karyanya kembali digunakan Unicef untuk melakukan kampanye di Kabupaten Bone.

Baca juga: Kisah Komandan Upacara HUT Ke-76 RI Kolonel Putu Sucahyadi, Kali Kedua Tampil di Istana Merdeka

Rizka menceritakan karyanya “Anti Pernikahan Dini” yang diterbitkannya saat hendak mendaftar di Universitas Hasanuddin pada tahun 2019.

Namun karyanya kembali diambil dan digunakan sebagai bahan kampanye oleh Unicef.

“Jadi komik “Anti Pernikahan Dini” itu saya buat, saat membeludaknya kasus pernikahan dini di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Kebetulan gambar-gambar dalam komik itu mendukung sehingga diambil oleh Unicef dan digunakan kampanye anti pernikahan dini,” jelas mahasiswi semester 3 Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.  

Rizka juga menceritakan kisahnya membuat komik bergambar “Anti Bully” untuk melawan perundungan. Namun karya itu dibuatnya saat masih duduk di bangku SMA dan mengikuti perlombaan yang digelar Unicef.

“Karya saya menang, kebetulan Unicef mau mencari tokoh superhero yang bisa melawan penjahat namanya The Silent. Di mana The Silent ini punya kekuatan bisa membuat orang-orang jadi korban perundungan. Para korban pun tidak bisa berbicara maupun melaporkan perundungan yang dialaminya. Dari situ saya membuat karya namanya “Cipta”. Cipta ini punya kekuatan dapat mengubah gambarnya sesuatu yang nyata dan mengendalikan perundungan,” paparnya.

Rizka mengungkapkan jika konsep itu terinspirasi dari seniman di Indonesia yang mengkritik diam-diam.

Dia pun berharap, komik tersebut dapat menginspirasi masyarakat terutama kalangan anak-anak untuk bisa lebih berani ketika menjadi korban perundungan.

“Jadi melawan perundungan tidak mesti dengan verbal, tapi bisa melakukan perlawanan dengan cara menulis ataupun mengambar. Jadi tidak mesti melawan dengan bersuara ataupun dengan cara melaporkan perundungan yang dialaminya,” tuturnya.  

Baca juga: Kisah I Nyoman Ananta, Batal Jadi Paskibraka di Istana gara-gara Positif Covid-19

Saat ditanya soal karyanya dikampanyekan kepada masyarakat, Rizka mengatakan tidak melakukan hal tersebut secara terbuka seperti melalui media sosial.

“Saya menyuarakannya dalam circle kecil dengan orang perorangan seperti teman kuliah. Saya tidak melakukan kampanye di media sosial, karena jarang aktif sekarang,” jelasnya.

Saat ditanya apa efek atau dampak dari karyanya itu, Rizka mengaku tidak mengetahuinya. Pasalnya dia tidak melakukan penelitian, demikian pula dengan Unicef.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com