Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Pandemi, Penjual Angkringan Bikin Baliho "Kepak Sayap Empon-Empon" untuk Promosi

Kompas.com - 18/08/2021, 19:29 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Baliho bergambar foto Ketua DPR RI Puan Maharani yang marak di berbagai daerah belakangan ini rupanya menjadi inspirasi bagi Fajar Ali alias Alex (39) untuk ikut membuat dan memasang baliho serupa. 

Bukan untuk kepentingan politik, tetapi untuk mempromosikan kedai makanan atau angkringan miliknya yang sudah lama tutup karena terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Warga Perumahan Cluster Green Metro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu bahkan mendesain baliho mirip dengan baliho politisi PDI Perjuangan tersebut. 

Baca juga: Baliho Puan Maharani di Blitar Kembali Jadi Sasaran Vandalisme, Ini Kata PDI-P dan Polisi

Berukuran 2 x 3 meter bernuansa merah menyala, baliho berdiri persis di depan kedainya yang terletak di Jalan Magelang-Yogyakarta, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. 

Alex memasang fotonya tersenyum lebar dan berpakaian khas Jawa.

Bagian yang menggelitik adalah tulisan di baliho itu berbunyi "Kepak Sayap Empon Empon. Mas Ali Bakul Angkringan". 

Tentu saja baliho ini menarik perhatian pejalan yang melintas.

Terlebih, background foto menggunakan foto empon-empon (rempah-rempah) seperti jahe, serai, daun salam dan sebagainya.

Angkringan milik Alex memang menyediakan aneka kudapan, makanan berat dan minuman tradisional. 

Baca juga: Baliho Tokoh Politik Mulai Bertebaran, Ganjar Pilih Ngurusi Covid-19

Alex menceritakan, ide baliho yang dipasang sejak Kamis (12/8/2021) itu muncul ketika ia melihat baliho bergambar Puan Maharani berdiri di beberapa ruas jalan.

Baliho Puan juga belakangan menjadi pembicaraan publik di berbagai media dan media sosial.

“Saya mencari ide, apa ya biar orang kembali ingat dengan kami setelah tutup. Lagi viral baliho kepak sayap itu dengan banyak meme. Sepertinya menarik kalau kami ikut-ukutan. Lalu terinspirasi untuk bikin baliho seperti itu," kata Alex, dihubungi Rabu (18/8/2021).

Alex menceritakan, angkringan yang didirikan pada Juni 2018 itu sudah sejak sebulan ini tutup karena terdampak PPKM.

Praktis tidak ada pendapatan yang diperoleh Alex. 

Bahkan, sejak pandemi Covid-19, omzet usahanya itu turun drastis hingga 75 persen dibanding sebelum pandemi. 

"Sejak Corona datang, omzet kami terjun bebas 75 persen, daan sekarang hidup segan matipun tak mau. Kami berharap empon-empon mengepakkan sayap dan kembali ramai seperti sebelum pandemi,” ujar Alex. 

Baca juga: Baliho Bertebaran, Elite Politik Dianggap Tak Peka dengan Warga Terdampak Pandemi

Alex mengakui, pendemi telah membuatnya nyaris putus asa menjalankan usahanya itu.

Apalagi ada 12 orang karyawan yang bekerja di angkringannya, mereka harus tetap menghidupi keluarga. 

“Berat, sangat berat. Bagaimana nasib 12 orang karyawan kami bisa menghidupi keluarga kalau kami tutup," ungkap bapak dua anak ini. 

Selama setahun lebih angkringannya sepi, tidak ada pelanggannya yang nongkrong, tidak ada live musik, tidak ada orang yang bikin acara arisan, rapat atau kumpul komunitas. 

"Kami enggak mau menyerah, tapi sampai kapan harus menunggu kondisi normal lagi. Semua tidak jelas," sebutnya.

Baca juga: Baliho Puan Maharani Bertebaran di Sulsel, PDI-P: Inisiatif Para Kader

Hal yang bisa dilakukan adalah tetap berusaha dan taat aturan, termasuk semua karyawan ikut vaksin agar kondisi segera membaik. 

"Kalau kondisi membaik kami berharap orang-orang akan kembali nongkrong menikmati wedang empon-empon,” harap Alex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com