Alex menceritakan, angkringan yang didirikan pada Juni 2018 itu sudah sejak sebulan ini tutup karena terdampak PPKM.
Praktis tidak ada pendapatan yang diperoleh Alex.
Bahkan, sejak pandemi Covid-19, omzet usahanya itu turun drastis hingga 75 persen dibanding sebelum pandemi.
"Sejak Corona datang, omzet kami terjun bebas 75 persen, daan sekarang hidup segan matipun tak mau. Kami berharap empon-empon mengepakkan sayap dan kembali ramai seperti sebelum pandemi,” ujar Alex.
Baca juga: Baliho Bertebaran, Elite Politik Dianggap Tak Peka dengan Warga Terdampak Pandemi
Alex mengakui, pendemi telah membuatnya nyaris putus asa menjalankan usahanya itu.
Apalagi ada 12 orang karyawan yang bekerja di angkringannya, mereka harus tetap menghidupi keluarga.
“Berat, sangat berat. Bagaimana nasib 12 orang karyawan kami bisa menghidupi keluarga kalau kami tutup," ungkap bapak dua anak ini.
Selama setahun lebih angkringannya sepi, tidak ada pelanggannya yang nongkrong, tidak ada live musik, tidak ada orang yang bikin acara arisan, rapat atau kumpul komunitas.
"Kami enggak mau menyerah, tapi sampai kapan harus menunggu kondisi normal lagi. Semua tidak jelas," sebutnya.
Baca juga: Baliho Puan Maharani Bertebaran di Sulsel, PDI-P: Inisiatif Para Kader
Hal yang bisa dilakukan adalah tetap berusaha dan taat aturan, termasuk semua karyawan ikut vaksin agar kondisi segera membaik.
"Kalau kondisi membaik kami berharap orang-orang akan kembali nongkrong menikmati wedang empon-empon,” harap Alex.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.