MAGETAN, KOMPAS.com – Gemericik air terjun mini di sudut perempatan jalan Kampung Meri, Desa Sumber Sawit, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terlihat menyegarkan pemandangan.
Warna cat dominan coklat pada diorama bentuk tebing terlihat kontras dengan warna-warni pagar dan tembok rumah warga yang cerah.
Hampir seluruh warna ditampilkan pada pagar kayu, tembok rumah warga, bangunan siring, serta pagar batu di sepanjang jalan Dukuh Meri.
“Kami buatnya enam bulan yang lalu, sedikit demi sedikit bersama anak-anak muda karang taruna,” ujar Gunawan, inisiator pengecatan lingkungan Dukuh Meri, Rabu (18/08/2021).
Pengecatan jalan dan lingkungan di Kampung Meri yang terdiri dari lima rukun tetangga (RT) tersebut berawal dari kegelisahan pemuda yang melihat tak ada perubahan selama puluhan tahun.
Jalan yang selalu mereka lalui berwarna kusam dan tidak menarik.
Baca juga: Kangen Menu Resepsi Pengantin Jawa, Warung di Magetan Sajikan Nasi Pupuk dan Es Podeng
“Kita awalnya juga bingung mau bikin apa karena kita ingin perubahan. Akhirnya dapat ide mengecat jalan dan lingkungan disini,” kata Gunawan.
Debat tujuh malam dan uang jimpitan
Ide pengecatan jalan dan lingkunga itu awalnya ditentang sejumlah warga. Sebagian warga pesimistis ide itu berhasil. Sebagian lainnya mempertanyakan manfaat pengecatan jalan tersebut.
“Pembahasan kita sampai tujuh kali baru semua pemuda setuju,” kata Gunawan.
Meski telah mendapat persetujuan dari pemuda di lima rukun tetangga, anggaran untuk melaksanakan kegiatan pengecatan masih menjadi kendala.
Mereka akhirnya sepakat menggunakan dana jimpitan, di mana warga setiap malam menyisihkan uang koin Rp 500 sebagai kas.
“Akhirnya kita setuju menggunakan uang jimpitan dan tambahan donatur dari pemuda sini yang merantau,” katanya.