Pada fase pengkajian kondisi obyek disebutkan Batua berusia 7 tahun memiliki kondisi fisik tidak sempurna dengan empat ruas jari di kaki kanan depan diamputasi pada 5 Juli 2019, pasca-kematian jaringan akibat jerat.
Batua telah direhabilitasi di Taman Satwa Lembah Hijau, Lampung sejak 4 Juli 2019.
Pada tahapan observasi, didapati informasi kajian perilaku Batua mampu aktivitas dasar dengan baik tanpa gangguan yang berarti dari bagian tubuh yang diamputasi.
Pada tahapan ini Batua juga diberikan mangsa berupa tiga ekor kelinci berbobot total 4,8 kg dengan frekuensi tiga percobaan.
Sebelum pemberian stimulus mangsa hidup kecil, Batua dipuasakan selama satu hari. Ketiga kelinci dilepaskan sekaligus ke dalam kandang.
Batua juga diberikan mangsa besar berupa satu ekor babi hutan berbobot 29 kg dengan frekuensi satu kali percobaan karena sulitnya memperoleh babi hutan yang berada di lahan belukar ataupun perkebunan penduduk.
Babi hutan yang diberikan sebagai pengayaan (mangsa) merupakan anakan yang masuk perangkap dalam keadaan hidup di kawasan Ngaras.
Pada proses pemberian pakan besar berupa babi hutan, reaksi Batua dinilai baik dengan kemampuan mematikan dalam total waktu pencengkraman 2,5 menit.
Selanjutnya pada tahapan kajian kesehatan dan kesejahteraan, diperoleh informasi bahwa Batua dalam kondisi sehat.
Ini mengacu pada hasil general check up yang dilaksanakan pada 9 Februari 2020.
Pada saat pemberian pakan mangsa hidup berupa kelinci, Batua mampu mengidentifikasi mangsa dengan indera penciuman – pendengaran yang bagus serta memiliki kemampuan menyergap dengan baik, serta memiliki kemampuan memakan mangsa baik di darat maupun di air.
Batua juga memiliki kemampuan mengambil pakan yang diletakkan di atas pohon.
Pemberian mangsa hidup berupa babi hutan, Batua mampu mengidentifikasi mangsa dengan indera penciuman – pendengaran yang bagus serta mampu melakukan penyergapan dengan baik.
Batua juga memiliki kemampuan untuk melumpuhkan mangsa dalam waktu kurang dari 10 detik.
Sebelumnya diberitakan, rencana pelepasliaran harimau berkaki buntung, "Kyai Batua" memantik pertanyaan dari kalangan publik.