Pagi itu, Soepeno bersama seorang koleganya tengah mandi di salah satu mata air di Dusun Ganter.
Tak dinyana-nyana, muncul serdadu Belanda yang langsung menodongkan senjata. Jelas saja keduanya terkaget-kaget.
Oleh tentara Belanda, Soepeno diintrogasi. Namun, sang menteri tak mengaku, bungkam.
Soepeno berdalih didirinya hanyalah warga setempat.
Tapi tentara Belanda tak begitu saja percara. Soepeno lantas digiring di sebuah tempat yang agak lapang.
Di tempat itu Soepeno dikumpulkan bersama tawanan lainnya yang juga satu rombongan dengan dirinya.
Sementara rombongan Soepeno yang lain besembunyi tak jauh dari lokasi.
“Belanda mengumpulkan yang ketangkap, diintrogasi, tidak ada yang mengaku,” ujar Aries.
Baca juga: Roihatul Jannah, Guru TK yang Banting Setir Jadi Montir Dicibir: Kok Mau Tanganmu Kotor Kena Oli
Tentara Belanda yang geram lalu menghabisi Soepeno dan tawanan lainnya. Soepeno gugur dengan kondisi tertembak di bagian kepala.
“Setelah itu (jenazah Soepeno) ditinggal. Setelah Belanda pergi sama warga sekitar dirawat dan dikubur,” tutur Aries.
Menurut Aries, saat ini Dusun Ganter sudah tak lagi berpenghuni. Namun petilasan tempat Soepeno dikubur masih bisa dijumpai.
“Sekarang sudah tidak ada, dusunnya sudah hilang,” sebut dia.