Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Taman Kehati Indramayu, Replika Ekosistem Lahan Basah Rawa Payau di Pesisir Pantai Utara Jawa

Kompas.com - 18/08/2021, 09:00 WIB
Kontributor Majalengka, Mohamad Umar Alwi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Rawa Margadadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat memiliki luas 3,83 hektar. Di dalamnya, tumbuh 19 jenis pohon rawa dan 24 jenis pohon daratan. 

Habitat rawa juga dihuni aneka satwa, seperti 18 jenis burung dan lima spesies hepertofauna (hewan melata) seperti biawak, ular, dan bunglon kebun.

Rawa ini, disebut Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indramayu. 

Taman ini merupakan milik pemerintah Kabupaten Indramayu, yang dibangun sebagai replika ekosistem lahan basah rawa payau di pesisir pantai utara Jawa (Pantura).

Peneliti Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hendra Gunawan mengungkapkan, karakteristik Taman Keanekaragaman Hayati ini adalah rawa Gelam.

Baca juga: Hadapi Kekeringan, Ini Antisipasi Taman Nasional Matalawa NTT...

Penyebabnya, dari 43 spesies pohon yang tumbuh di taman ini, dominasinya adalah pohon kayu putih (Melaleuca leucadendra) atau Gelam.

"Makanya rawa yang didominasi jenis Gelam disebut rawa Gelam. Rawa Gelam ini umumnya terdapat di luar Jawa khususnya di wilayah timur Indonesia seperti di Papua," ujar Hendra, usai menghadiri peresmian Penangkaran Rusa Timorensis Taman Kehati Kayu Putih oleh Bupati Indramayu, Selasa (17/8/2021).

Meski rawa Gelam kebanyakan ada di luar pulau Jawa, namun ia juga menjelaskan Taman Keanekaragaman Hayati Indramayu tergolong unik.

"Jadi kalau di Jawa mah enggak ada. Rawa Gelam di Jawa itu enggak ada. Rawa Gelam itu adanya ya di Sumatera, Kalimantan, Papua dan yang lainnya. Ini unik," kata Hendra.

Baca juga: Tutup Selama PPKM, Begini Strategi Pengelola Taman Satwa Bisa Bertahan

Ia sendiri merekomendasikan, Taman Keanekaragaman Hayati agar tetap dijaga kelestariannya sebab bisa menjadi laboratorium riset atau pun penelitian yang bisa dikaitkan dengan keadaan Indramayu.

"Di sini bisa dijadikan penelitian. Khusus hal-hal tertentu misalnya velvet atau tanduk muda rusa yang bisa sebagai obat kuat, dicampur dengan ramuannya orang-orang Indramayu. Itu bisa. Sangat bisa," tutur Hendra.

Taman ini juga jadi tempat penangkaran rusa, jenis Rusa Timor. Rusa di Taman Keanekaragaman Hayati Indramayu sendiri, terdapat sembilan ekor dan semuanya jenis Rusa Timor (timorensis) yang merupakan satwa langka dan dilindungi.

"Tanduk mudanya itu bisa kita manfaatkan. Jadi tanduk rusa itu tiap tahun itu kan tanggal, terus tumbuh. Nah tumbuh sampai 60 hari itu bisa kita dipanen. Itu obat kuat bisa diekspor ke Korea, ke Jepang, ke Cina," pungkas Hendra.

Revitalisasi dari Taman Hutan Kota, hingga akan dibangun mini zoo

Sebelum menjadi Taman Keanekaragaman Hayati, lokasi ini merupakan taman hutan kota yang ditumbuhi pepohonan juga beberapa hewan seperti rusa.

Namun karena lokasinya berada di dekat pesisir pantai, juga banyak hewan serta pepohonan lain tumbuh, akhirnya direvitalisasi menjadi menjadi taman keanekaragaman hayati.

"Ini merupakan kerjasama pihak swasta dengan Pemkab Indramayu. Saya studi banding dengan Fauna Indonesia Bekasi, berharap bisa kerjasama terutama pengadaan satwa untuk di taman ini," ujar Bupati Indramayu, Nina Agustina.

Selanjutnya, Bupati Indramayu menginginkan, taman tersebut selain menjadi nilai edukasi juga menjadi wisata rekreasi masyarakat, untuk mengenal Indramayu dari segi flora dan fauna yang hidup di kota mangga tersebut.

"Insya Allah akan dibangun mini zoo, tapi tidak di sini. Sebab di sini lebih baik untuk tumbuhan-tumbuhan karena misalnya ada harimau rusa-rusa dan binatang lain akan ketakukan," pungkas Nina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com