INDRAMAYU, KOMPAS.com - Rawa Margadadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat memiliki luas 3,83 hektar. Di dalamnya, tumbuh 19 jenis pohon rawa dan 24 jenis pohon daratan.
Habitat rawa juga dihuni aneka satwa, seperti 18 jenis burung dan lima spesies hepertofauna (hewan melata) seperti biawak, ular, dan bunglon kebun.
Rawa ini, disebut Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indramayu.
Taman ini merupakan milik pemerintah Kabupaten Indramayu, yang dibangun sebagai replika ekosistem lahan basah rawa payau di pesisir pantai utara Jawa (Pantura).
Peneliti Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hendra Gunawan mengungkapkan, karakteristik Taman Keanekaragaman Hayati ini adalah rawa Gelam.
Baca juga: Hadapi Kekeringan, Ini Antisipasi Taman Nasional Matalawa NTT...
Penyebabnya, dari 43 spesies pohon yang tumbuh di taman ini, dominasinya adalah pohon kayu putih (Melaleuca leucadendra) atau Gelam.
"Makanya rawa yang didominasi jenis Gelam disebut rawa Gelam. Rawa Gelam ini umumnya terdapat di luar Jawa khususnya di wilayah timur Indonesia seperti di Papua," ujar Hendra, usai menghadiri peresmian Penangkaran Rusa Timorensis Taman Kehati Kayu Putih oleh Bupati Indramayu, Selasa (17/8/2021).
Meski rawa Gelam kebanyakan ada di luar pulau Jawa, namun ia juga menjelaskan Taman Keanekaragaman Hayati Indramayu tergolong unik.
"Jadi kalau di Jawa mah enggak ada. Rawa Gelam di Jawa itu enggak ada. Rawa Gelam itu adanya ya di Sumatera, Kalimantan, Papua dan yang lainnya. Ini unik," kata Hendra.
Baca juga: Tutup Selama PPKM, Begini Strategi Pengelola Taman Satwa Bisa Bertahan
Ia sendiri merekomendasikan, Taman Keanekaragaman Hayati agar tetap dijaga kelestariannya sebab bisa menjadi laboratorium riset atau pun penelitian yang bisa dikaitkan dengan keadaan Indramayu.
"Di sini bisa dijadikan penelitian. Khusus hal-hal tertentu misalnya velvet atau tanduk muda rusa yang bisa sebagai obat kuat, dicampur dengan ramuannya orang-orang Indramayu. Itu bisa. Sangat bisa," tutur Hendra.
Taman ini juga jadi tempat penangkaran rusa, jenis Rusa Timor. Rusa di Taman Keanekaragaman Hayati Indramayu sendiri, terdapat sembilan ekor dan semuanya jenis Rusa Timor (timorensis) yang merupakan satwa langka dan dilindungi.
"Tanduk mudanya itu bisa kita manfaatkan. Jadi tanduk rusa itu tiap tahun itu kan tanggal, terus tumbuh. Nah tumbuh sampai 60 hari itu bisa kita dipanen. Itu obat kuat bisa diekspor ke Korea, ke Jepang, ke Cina," pungkas Hendra.