Bengkel mereka sebenarnya adalah bengkel kecil yang berada di sebuah dusun di kaki Gunung Wilis.
Jika pada hari biasa, biaya servis motor lengkap di bengkelnya dibanderol sekitar Rp 50.000. Sehari bengkelnya bisa menyelesaikan servis 12 motor.
Namun perempuan bergelar sarjana pendidikan ini mengaku tidak khawatir merugi meski harus kehilangan potensi pendapatannya.
Sebab, dia mempunyai tujuan lain yang tidak kalah mulia, yaitu berbagi kepada sesama dengan cara membantu meringankan bebannya.
Situasi ekonomi saat ini menurutnya memang serba sulit. Usaha bengkelnya juga terdampak. Kunjungan harian turun drastis karena orang-orang menahan diri pergi ke bengkel.
"Saat ini banyak orang memilih menahan dulu pergi ke bengkel karena uangnya untuk makan," lanjutnya.
Baca juga: Nama Agus Gratis Servis Motor hingga Dapat Diskon Bikin Website
Sehingga dia berharap, layanan servis gratis itu bisa meringankan beban orang-orang tersebut.
"Kalau motornya enak, usaha mereka juga bisa lancar," katanya.
Hingga saat ini sudah banyak warga yang memanfaatkan layanan gratis itu. Setidaknya sudah ada 15 orang bernama Agus dan 3 orang yang lahir 17 Agustus yang datang ke bengkel.
"Alhamdulillah, saya dengar ada servis gratis. Ini hadiah buat saya yang lahir tanggal 17 Agustus," ujar Nur Hidayati, warga setempat yang datang ganti oli.
Rofik, warga lain yang lahir 17 Agustus, mengaku tidak menyia-nyiakan kesempatan saat mengetahui layanan gratis dari story Whatsapp milik Ferdian.
"Kebetulan saya tahunya dari WhatsApp, akhirnya saya datang ke sini ikut servis gratis," ujar Rofik.
Harapan kalangan pelaku usaha bengkel
Roikhatul Jannah mengibaratkan kondisi bangsa saat ini sedang sakit dan tengah prihatin.
Bagi pelaku usaha seperti dirinya, juga terdampak karena pemasukan bergantung pada banyaknya motor yang datang.
Saat ini situasinya sulit karena sedikit warga yang membawa motornya ke bengkel. Kunjungan bengkelnya menurun bahkan kadang sehari hanya ada dua motor yang datang.
Penyebabnya, menurut Ika, karena orang-orang banyak menahan diri pergi ke bengkel karena uangnya mending dipakai untuk makan.
"Masa pandemi ini mau enggak mau mereka bertahan dengan yang ada, untuk sekadar bertahan hidup," Ika menganalisis.
Oleh sebab itu dia berharap momentum Hari Kemerdekaan ini menjadi semangat untuk sama-sama menanggulangi pandemi agar bangsa ini secepatnya pulih kembali.
"Semoga kehidupan menjadi normal kembali, bahkan perkembangan ekonomi bisa lebih baik lagi," katanya.
Nanang Setio Budi, pengelola bengkel di Kawasan Jembatan Wijaya Kusuma, Kabupaten Kediri, menyampaikan hal yang sama.
Menurutnya kondisi bangsa saat ini cukup susah apalagi pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
"Dampaknya bengkel jadi sepi, bahkan kadang tidak ada yang datang sama sekali," ujarnya, Selasa.
Apalagi soal bantuan usaha dari pemerintah, menurutnya juga tidak ada bantuan yang datang kepadanya.
Dengan kondisi itu dia memanfaatkan waktunya untuk berkebun untuk sekadar menambal uang belanja harian.
Oleh sebab itu dia berharap agar kondisi saat ini segera berlalu dan ekonomi pulih agar segala usaha menjadi lancar.
"Semoga PPKM segera berlalu dan usaha lancar," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.