JAYAPURA, KOMPAS.com - Indonesia genap berusia 76 tahun sejak Soekarno membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timoer 56 pada 17 Agustus 1945.
Sudah banyak pembangun yang dibuat negara selama 76 tahun, tetapi masih banyak juga kekurangan yang masih harus menjadi perhatian negara.
Untuk beberapa masyarakat di Papua, perayaan kemerdekaan Indonesia ke-76 memiliki berbagai makna.
Seperti yang diungkapkan Billy Tokoro, pemuda dari Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura, yang berpandangan bila tema HUT ke-76 RI harus bisa diwujudkan hingga ke perkampungan.
Baca juga: 4 Anak asal Indramayu Dijadikan Pekerja Hiburan Malam di Papua, Begini Modus dan Jaringannya
"Sesuai dengan tema, Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh, ya saya berharap negara bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat asli Papua," ujar Billy, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/8/2021) malam.
Untuk mengisi kemerdekaan, Billy mengaku tidak ingin bergantung kepada program pemerintah.
Dia menyebut, para pemuda di Kampung Yoboi telah secara mandiri membangun industri pariwisata yang saat ini telah menjadi penghasilan rutin bagi masyarakat.
"Untuk kami di Yoboi bagaimana kami bisa mandiri memajukan pariwisata di kampung yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat," kata Billy.
Jefri Loho, pemuda yang tinggal di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, memandang dalam perayaan HUT ke-76 RI, negara memiliki tanggung jawab besar untuk masyarakat Yalimo.
Ia menekankan, konflik politik berkepanjangan di Yalimo harus segera dituntaskan agar pembangunan bisa kembali berjalan.
Baca juga: Dua Prajurit TNI AL Kibarkan Merah Putih di Suar Karang Unarang, Ini Pesannya
"Para pemimpin kami saya harap bisa menghadirkan situasi kondusif di Elelim karena saat ini kami tidak bisa merasakan pembangunan," kata dia, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (17/8/2021).
Sebagai pemuda, ia terus berusaha ikut mengisi pembangunan di Yalimo dengan berbagai cara.
"Saya selalu ikut kegiatan kepemudaan, gereja, juga kegiatan yang dibuat pemerintah supaya pembangunan bisa berjalan dan dampaknya dirasakan masyarakat," kata Jefri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.