BLITAR, KOMPAS.com - Baliho Puan Maharani di Blitar kembali menjadi sasaran vandalisme.
Kali ini, coretan menyasar sebuah baliho bergambar Puan Maharani yang selama beberapa pekan terpampang di Jalan Dr. Moh. Hatta, Kota Blitar.
Baca juga: Baliho Puan Maharani Bertebaran di Sulsel, PDI-P: Inisiatif Para Kader
Diduga sudah diturunkan
Pantauan Kompas.com, baliho berukuran sekitar 3x4 meter itu bergambar foto Puan Maharani dengan tulisan 'Puan for 2024'.
Di sebelah foto Puan, terdapat foto seorang pria dengan ukuran lebih kecil dan bertuliskan 'Budi Ompong'.
Baliho itu berdiri di depan Posko Penanggulangan Covid-19 milik RW 01, Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul.
Menurut keterangan, vandalisme pada baliho Puan itu berupa coretan gambar tak sopan disertai kata-kata dalam Bahasa Jawa yang berbunyi "2024 masih lama, cuk!"
Baca juga: Jawaban PDI-P soal Baliho Puan Disebut Tak Peka dengan Warga Terdampak Pandemi
"Cuk" atau "cok" adalah sebuah umpatan kasar Bahasa Jawa dialek Jawa Timur.
Namun ketika Kompas.com mendatangi lokasi, Senin sore, baliho itu sudah tidak ada.
Menurut seorang juru parkir di sekitar lokasi, baliho itu diturunkan pada Jumat pagi (13/8/2021) atau Sabtu pagi (14/8/2021).
"Saya agak lupa persisnya, kalau tidak Jumat pagi ya Sabtu pagi. Waktu itu ada orang ramai-ramai menurunkan baliho itu dan foto-foto," kata juru parkir perempuan bernama Mutmainah itu, Senin sore (16/8/2021).
Baca juga: Puan Maharani Kenakan Baju Adat Bali di Sidang Tahunan MPR
Bukan baliho milik PDI Perjuangan
Anggota DPRD Kota Blitar dari Fraksi PDI Perjuangan, Said Novandi, menolak memberikan pernyataan terkait insiden vandalisme pada baliho bergambar Puan yang dipasang di lokasi yang berjarak kurang dari 100 meter dari Kantor DPC PDI Perjuangan di Jalan Dr. Wahidin itu.
"Tolong hubungi Pak Ketua saja," ujar Said melalui telepon, merujuk pada Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar, Syahrul Alim.
Dihubungi terpisah, Syahrul Alim mengaku mendengar peristiwa vandalisme pada baliho Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.
Namun, kata Syahrul, baliho tersebut tidak dibuat dan dipasang oleh DPC PDI Perjuangan Kota Blitar.
"Itu bukan dari DPC PDI Perjuangan (Kota Blitar)," kata Syahrul melalui saluran WhatsApp, Senin.
Ditanya apa langkah DPC PDI Perjuangan Kota Blitar atas insiden itu, Syahrul tidak menjawab.
"Nanti saja jam 10 saya di kantor," ujarnya.
Baca juga: Membaca Makna di Balik Simbol Pakaian Adat Jokowi dan Puan Saat Sidang Tahunan MPR