KOMPAS.com - Seorang oknum polisi mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (15/8/2021).
Menurut pihak rumah sakit, oknum polisi anggota Satuan Lalu Lintas Polres Nunukan itu memaksa masuk di ruang ICU sambil membawa senjata api larang panjang, sekitar pukul 21.00 WIB.
Oknum polisi itu diduga tidak terima mertuanya dinyatakan meninggal karena Covid-19. Sedangkan oknum polisi yakin penyebab mertuanya meninggal karena penyakit jantung.
"Oknum aparat tersebut tidak mendapat jawaban dari para perawat karena kondisi pasien ada yang butuh penanganan serius,"ujar Humas RSUD Nunukan Khairil.
Baca juga: Barang yang Sudah Hilang Tak Perlu Disesali, Hanya Akan Sakit Hati
Para perawat lalu berlarian meminta pertolongan kepada para petugas jaga agar oknum polisi itu segera dibawa keluar.
"Pengamanan di RSUD kita dibantu juga dengan aparat dari Kodim 0911/Nunukan. Oknum itu diamankan dan dibawa keluar dari RSUD," lanjutnya.
Melihat itu, oknum aparat tersebut sempat menendang salah satu pintu kaca sehingga pecah berantakan.
Baca juga: Saya Berdoa agar Tuhan Beri Waktu Terbaik untuk Membanggakan Orangtua
Sementara itu, pasca-insiden itu, Kapolres Nunukan meminta maaf dan mengganti rugi kerusakan yang dilakukan anggotanya itu.
Pihaknya juga berjanji akan memproses anggotanya tersebut sesuai aturan.
"Permasalahan dengan rumah sakit sudah selesai. Namun untuk oknum tetap menjalani proses disiplin di Seksi Propam Polres," sebut Syaiful.
Sementara itu, pihak rumah sakit membantah tudingan telah membuat kesalahan soal status Covid-19 mertua oknum polisi itu.
Baca juga: Oknum Polisi Perusak Rumah Sakit Ternyata Anggota Satlantas, Bukan Brimob
"Semua yang kita umumkan terkait kondisi pasien adalah hasil laboratorium PCR, pasien sudah masuk RSUD pada 7 Juli 2021. Pasien menderita sakit jantung, paru-paru, dan diabetes melitus," sebut Khairil.
"Pada 14 Agustus, atau sepekan kemudian, kita swab PCR dan hasilnya positif. Tanggal 15 Agustus sekitar pukul 21.00 Wita, pasien meninggal dunia karena kondisinya lumayan parah, terlebih pasien memiliki komorbid," jelasnya.
Pihak RSUD Nunukan kemudian memberikan rekomendasi jenazah tersebut boleh diurus keluarga dan dimakamkan di pemakaman umum bukan pemakaman khusus jenazah Covid-19.
(Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Dzulviqor | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.