Hal senada disampaikan Baim (49), penjual bendera yang biasa membuka lapaknya di kawasan Jalan Gajahmada, Sekupang, Batam.
Baim mengatakan, selain hasil penjualan yang sangat minim, para pedagang juga harus menghadapi cuaca yang sering berubah-ubah di Batam.
"Kalau hujan itu kendala sekali, pasti bendera, umbul-umbul, hingga tiang bendera basah semua," kata Baim.
Baca juga: Bertemu si Joni, Bocah Pemberani Pemanjat Tiang Bendera Asal NTT
Tidak hanya itu, kini para pedagang juga harus berhati-hati dengan ulah para oknum pencuri.
“Saat ini juga banyak pencuri, jadi harus ekstra,” kata Baim.
Menurut Baim, pada tahun lalu ia bisa menjual hampir 50 persen stok bendera yang dipunya.
Namun, kini sampai mendekati H-1 perayaan 17-an, jumlah bendera yang terjual masih dapat dihitung jari.
"Kalau tahun ini, saya seperti tak bisa berkata apa-apa lagi. Benar-benar sepi, nyaris tidak ada yang beli. Jika dibandingkan tahun lalu sangat anjlok. Sejak tanggal 5 Agustus tidak ada pembeli lagi," kata Baim.
Menurut Baim, usaha dan keringatnya tidak sepadan dengan penghasilan yang didapat tahun ini.
Baim sendiri berharap, tahun depan pandemi dapat segera surut, sehingga perayaan 17-an dapat kembali meriah seperti sediakala.
“Saya berharap masyarakat dapat ikut membantu perekonomian pedagang bendera seperti dirinya dengan ikut memasang bendera di tiap-tiap rumah,” kata Baim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.