KUPANG, KOMPAS.com - Cahyono (46) dan Mici Seubelan (43), pasangan suami istri penyandang difabel asal Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mengingat jelas peristiwa bencana Badai Seroja yang menerjang wilayah mereka awal April 2021 lalu.
Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah itu, terpaksa harus mengungsi bersama istri dan putri semata wayang mereka, Alesha Aulia Ramadhani (3).
Mereka bersama warga lainnya, mengungsi di sebuah Gereja Katolik terdekat.
Baca juga: Kisah Rohadi, Difabel Pembuat Springbed, Terdampak Pandemi dan Beralih Rakit Truk Mainan
Tempat usahanya rusak, berusaha bangkit
Rumah dan tempat usaha milik Cahyono yang berada persis di pinggir jalan protokol Trans Timor, diterjang banjir bandang setinggi satu meter lebih.
Meski terdampak banjir dan badai, namun kondisi rumahnya tidak rusak. Hanya barang barang yang berada di dalam kios dan fotokopi yang mengalami kerusakan.
"Akibat Badai Seroja, saya mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta. Barang dalam kios semuanya rusak, termasuk fotokopi," kata Cahyono, kepada Kompas.com, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Difabel di Kota Madiun Dapat Uang Tunai Setelah Divaksin Covid-19
Cahyono kemudian memulai usaha lagi dari awal, dengan modal seadanya.
Beberapa perhiasan emas yang selama ini disimpan, kemudian digadai untuk mendapat dana.
Dia bahkan, memberanikan diri meminjam uang di bank, untuk melanjutkan usahanya.
Meski mengalami kerugian yang besar, tetapi dia tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah.
Kondisi fisik Cahyono dengan istri, tidak menyurutkan semangatnya untuk bangkit.
"Kami hanya dapat bantuan sembako dari pemerintah. Sedangkan untuk modal usaha, terpaksa kami cari sendiri," kata Cahyono.