LEBAK, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat Baduy saat menghadiri sidang tahunan MPR RI dan Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka HUT RI ke-76 di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021).
Baju yang dipakai Jokowi merupakan pakaian adat Suku Baduy yang berasal dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Baca juga: KSP Jelaskan Alasan Jokowi Pilih Pakaian Adat Baduy di Sidang Tahunan MPR
Baju tersebut ternyata dibeli langsung dari Baduy. Baju diambil oleh ajudan presiden dari Kepala Desa Kanekes sekaligus Tokoh Adat Suku Baduy, Kamis (12/8/2021).
Baca juga: Jokowi Pakai Baju Adat Baduy di Sidang Tahunan MPR, Apa Maknanya?
"Iya, soalnya Kamis kemarin ajudannya ke sini. Sebelumnya sudah pesan barang itu, baju, iket, golok, dan koja," kata Saija saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin.
Baju tersebut diambil oleh ajudan Presiden Jokowi langsung untuk dibawa ke Jakarta dan dikenakan Jokowi hari ini.
Saija mengatakan, Jokowi membeli satu set pakaian lengkap berwarna hitam darinya. Baju tersebut diproduksi langsung secara tradisional oleh warga Baduy.
Harga yang dijual, kata Saija, dibanderol satuan untuk item baju hingga koja, atau tas yang digunakan oleh Jokowi.
"Baju harganya 200.000, lainnya juga dijual satuan dari Rp 100.000 dan Rp 200.000," kata Saija.
Saija mewakili warga Baduy merasa bangga pakaian adatnya dikenakan oleh orang nomor satu di Indonesia.
Kata Saija, ini merupakan kado istimewa bagi warga Baduy saat hari Kemerdekaan Indonesia.
"Bangga, itu bagus, betul membuktikan bahwa RI 1 peduli ke masyarakat Baduy," kata Saija.
Makna baju adat Baduy
Saija menjelaskan, pakaian adat yang dikenakan Jokowi merupakan pakaian sehari-hari yang dikenakan oleh warga Baduy.
Pakaian tersebut memiliki makna persatuan melalui lomar atau ikat kepala yang dipakai.
Saija berharap pesan masyarakat Baduy sampai ke seluruh rakyat Indonesia melalui pakaian adat yang dikenakan oleh Jokowi.
"Harapan kami, mudah-mudahan semuanya terikat, tenteram, sejahtera, subur makmur gemah ripah loh jinawi. Soalnya ikat itu lambang, lambang supaya terikat seluruh bangsa dan negara dalam aturan undang-undang," kata Saija.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.