Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pahlawan Nasional dari Jawa Timur, dari Bung Karno hingga HOS Tjokroaminoto

Kompas.com - 16/08/2021, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Hari Kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus menjadi momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang memperjuangan kemerdekaan.

Mereka berasal dari seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.

Di masa Hindia Belanda, Jawa Timur khususnya Surabaya menjadi tempat berkumpulnya beberapa tokoh pergerakan nasional. Seperti HOS Tjokroaminoto, Sukarno hingga MT Haryono.

Dan berikut 7 pahlawan Nasional dari Jawa Timur:

1. Sukarno

Peziarah Makam Bung Karno melintas di depan patung Presiden Soekarno di depan pintu masuk Perpustakaan Nasional Bung Karno di kompleks Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Senin (17/5/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Peziarah Makam Bung Karno melintas di depan patung Presiden Soekarno di depan pintu masuk Perpustakaan Nasional Bung Karno di kompleks Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Senin (17/5/2021)
Sukarno atau dikenal dengan nama Bung Karno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Dia adalah Presiden Pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945-1967.

Saat masih anak-anak, Sukano ikut pindah sang ayah dan keluarganya. Di usia remaja, oleh sang ayah, Sukarno dikirim kembali ke Surabaya untuk melanjutkan sekolah.

Selama di Surabaya, ia tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto. Di rumah tersebut Sukarno mulai aktif di organisasi dan mengenal dunia pergerakan.

Baca juga: Kisah Asmara Orangtua Sukarno di Bali, Soekemi Jatuh Cinta Pada Ayu Nyoman Rai

2. HOS Tjokroaminoto

Rombongan Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) Kabupaten Bogor saat berziarah ke makam Hos Tjokroaminoto di Yogyakarta, Selasa (27/4/2021).Dok Istimewa. Rombongan Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) Kabupaten Bogor saat berziarah ke makam Hos Tjokroaminoto di Yogyakarta, Selasa (27/4/2021).
Raden Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 16 Agustus 1882.

Ia adalah pemimin Sarekat Islam, organisasi pergerakan pertama di Indonesia.

Sang ayah adalah RM Tjokroamiseno yang memiliki jabatan penting di pemerintahan. Sedangkan kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Oleh Belanda, Tjokroaminoto diberi gelar De Ongekroonde van Java atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota".

Rumahnya di Surabaya digunakan sebagai tempa kos para pemimpin besar seperu Sukarno, Semaoen, Alimin, Muso hingga Tan Malaka.

Baca juga: Tjokroaminoto dan Dapur Nasionalisme Soekarno

3. Bung Tomo

Bung Tomo berpidato Pada Rapat Umum B.P.R.I di Surabaya, Pada Tgl 20 Mei 1950
Dok. Kompas Bung Tomo berpidato Pada Rapat Umum B.P.R.I di Surabaya, Pada Tgl 20 Mei 1950
Bung Tomo atau Sutomo lahir di Kampung Blauran, Surabaya pada 3 Oktober 1920. Ia dikenal sebagai pahlawan yang memiliki peran saat pertempuran 10 November 1945 yang diperingai sebagai Hari Pahlawan.

Saat masih muda, ia banyak berkecimpung di dunia jurnalis. Ia pernah menjadi jurnalis lepas di harian Soera Oemoem, Ekspres, Pembela Rakyat, dan masajalah Poestaka Timoer.

Melalui akses radio, Bung Tomo menyampaikan orasi yang membakar semangat rakyat untuk berjuang merebut kemerdekaan.

Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2008.

Baca juga: Bung Tomo, Pahlawan yang Religius Tapi Tolak Poligami

4. Soeprijadi

Tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang ikut serta dalam Pemberontakan Blitar di bawah pimpinan Supriyadi dihadapkan pada penguasa Jepang di Jakarta.IPPHOS via dokumentasi Harian Kompas Tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang ikut serta dalam Pemberontakan Blitar di bawah pimpinan Supriyadi dihadapkan pada penguasa Jepang di Jakarta.
Soeprijadi atau dikenal dengan nama Sodancoh Soeprijadi lahir di Trenggalek, 13 April 1923. Namun kematiannya menjadi misteri hingga hari ini.

Pada 20 Oktober 1945, posisi Soeprijadi yang diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat Kabinet Presidensial diserahkan Imam Muhammad Suliyodikusumo karena pimpinan PETA iatu tak pernah muncul lagi.

Sebelumnya pada tahun 1943, Soeprijadi bergabung dengan PETA yang dibentuk untuk membantu tentara Jepang.

Ia bertugas untuk mengawasi pekerja romusha. Penderitaan yang ia lihat membuat pemuda itu berontak melawan Jepang.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Pada 14 Februari 1945, tentara PETA yang dipimpin Soeprijadi melakukan pemberontakan. Sayangnya pemberontakan tersebut digagalkan Jepang.

Beberapa orang dihukum mati dan lainnya dipenjara. Namun keberadaan Soeprijadi tak diketahui. Ia hilang bahkan tak datang saat dinyatakan sebagai Menteri Keamanan Rakyat pada 6 Oktober 1945.

Soeprijadi resmi dijadikan Pahlawan Nasional pada 9 Okober 1975.

Baca juga: Soeprijadi: Masa Muda, Pemberontakan Blitar, dan Nasibnya

5. Raden Mas Soerjo

Ario SoerjoIkatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia Ario Soerjo
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo lahir di Magetan, 9 Juli 1898.

Ia tercatat sebagai gubernur pertama Jawa Timur dari tahun 1945 hingga 1948. Soerjo sebelumnya menjabat Bupati Mageran dan pernah mememegang jabatan Residen Bojonegoro.

Soerjo menjabat gubernur saat Jawa Timur dalam kondisi genting.

Ia membuat perjanjian gencatan senjata dengan omandan pasukan Inggris Brigadir Jendral Aubertin Mallaby di Surabaya.

Namun pertempuran tetap saja meletus dan membuat Inggris tedesak, Jenderal Mallaby tewas.

Baca juga: Ario Soerjo: Kehidupan, Kiprah, dan Tragedi Pembunuhan

Hal tersebut menyulut kemarahan pasukan Inggris. Jenderal Mansergh , komandan pasukan Inggris mengultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan semua senjata paling lambat 9 November 1945.

Gubernur Suryo dengan tegas berpidato di RRI bahwa Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.[3]

Maka meletuslah pertempuran besar antara rakyat Jawa Timur melawan Inggris di Surabaya yang dimulai tanggal 10 November 1945. Selama tiga minggu pertempuran terjadi di mana Surabaya akhirnya menjadi kota mati.

Gubernur Soerjo termasuk golongan yang terakhir meninggalkan Surabaya untuk kemudian membangun pemerintahan darurat di Mojokerto.

Baca juga: R.M. Tirto Adhi Soerjo: Kehidupan dan Kiprahnya

6. Dokter Soetomo

Foto koleksi museum yang memperlihatkan dokter Soetomo sedang memeriksa pasien.KOMPAS.COM/USMAN HADI Foto koleksi museum yang memperlihatkan dokter Soetomo sedang memeriksa pasien.
Soetomo lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888. Ia adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organasi pergerakan yang ada di Indonesia.

Ia lahir dengan Soebroto dan menggantinya menjadi Soetomo saat masuk sekolah menengah.

Soeteomo muda menempuh pendidikan dokter di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Batavia. Bersama rekan-rekannya sekolah, ia mendirikan perkumpulan Budi Utomo pada 1908.

Ia sempat melanjukan pendidikan kedokteran spesialis ke di Amsterdam antara tahun 1919 hingga 1923.

Dokter Soetomo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1065 dan namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit milik Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Jejak dr Soetomo di Desa Ngepeh Nganjuk

7. MT Haryono

Letjen MT HaryonoTribunnews.com Letjen MT Haryono
Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono atau dikenal MT Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.

Ia adalah salah satu pahlawan revolusi yang terbunuh pada peristiwa G30S.

Haryono muda lulus dari ELS dan melanjutkan ke HBS. Ia sempat masuk ke Ika Daigakko (Kedokteran masa pendudukan Jepang) di Jakarta, namun tidak sampai tamat.

Ia kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pangat Mayor.

Baca juga: Letjen MT Haryono, Calon Dokter Korban Peristiwa G30S

MT Haryono memiliki perann besar di masa-masa kemerdekaan. Ia tercatat sebagai Sekretaris Delegasi RI dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda.

Ia juga pernah ditempatkan sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan pernah menjabat sebagai Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata.

Ketika diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB), ia merupakan Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.

Haryono dan rekan-rekannya dimakamkan di Kalibata pada 5 Oktober 1965 dan di hari yang sama, atas perintah Presiden Soekarno, ia secara anumerta dipromosikan dan menjadi Pahlawan Revolusi.

Baca juga: Pahlawan Revolusi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com