Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kakek Bakri, Diusir dari Malaysia dan Hidup di Kebun, Puluhan Tahun Menahan Rindu karena Terpisah dari Anak Istrinya

Kompas.com - 16/08/2021, 05:45 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

 

Puluhan tahun berpisah dengan anak dan istri

Kakek Bakri yang juga kerap dipanggil Daeng Patanga itu mengaku, Nunukan yang merupakan perbatasan RI – Malaysia ia pilih karena bisa memantau kabar anaknya lebih dekat dan mudah.

Ia beranggapan, banyaknya TKI yang pulang melalui Nunukan bisa ditanya-tanya terkait kabar anaknya di Sandakan Malaysia.

"Saya sudah puluhan tahun berpisah dengan anak istri. Suatu saat mereka pasti tahu keberadaan saya di Nunukan," katanya yakin.

Selama 5 tahun ini, dia terus berpindah dari satu kebun ke kebun lain. Untuk bertahan, ia mengumpulkan kayu kayu keras yang roboh di kebun dan hutan.

Singkatnya, di mana banyak pohon rebah dan bisa dimanfaatkan menjadi arang, di sanalah ia mendirikan tenda dan bermukim sementara.

"Kayu keras macam akasia itu saya bakar untuk dijadikan arang, hasilnya dijual untuk beli tembakau dan pengganjal perut. Ini saja saya bisa kerjakan, nah tidak ada saya punya pendidikan," ujarnya.

Biasanya dalam sekali pembakaran, ia bisa mendapatkan 10 karung arang. Ia kemudian menjual Rp 30.000 untuk satu karung arang.

"Memang tidak setiap hari membakar, tapi ada saja dalam seminggu dibeli orang. Uang itulah yang dipakai untuk sehari hari," katanya.

Baca juga: Diberi Sayuran dan Bawang Saat Kampanye, Ini Cerita Amye Un, Calon Wali Kota Darwin Australia Asal Pedalaman NTT

Rindu pada putranya yang mengalami gangguan bicara

Di tengah alunan gambus, Bakri bercerita bahwa anak laki lakinya mengalami gangguan bicara sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Sampai hari ini, tidak ada yang tahu mengapa putra semata wayangnya tersebut mendadak bisu.

"Yang menjadi penyesalan saya, karena saya jauh dan hilang kontak dengan anak dan istri. Kalau dibilang rindu, rasanya apa pun yang saya lakukan sepertinya tidak bisa menebus jarak dan kondisi yang terjadi pada mereka selama saya tidak ada di tengah mereka," katanya.

Dari kabar yang ia dengar, putranya sudah sering dibawa berobat ke orang pintar maupun dokter. Sayangnya belum ada perubahan atas kondisi anaknya.

Rasa penyesalan, bersalah dan bercampur kerinduan itu pula yang membuatnya serba salah.

Selama ini, keadaan memaksanya tak dapat kembali ke Malaysia.

Namanya sudah masuk dalam daftar hitam Imigresen Malaysia sehingga ia hanya berharap mendapatkan kabar baik bagi anak dan istrinya.

"Mau bagaimana lagi? Apalagi sekarang tidak ada diizinkan orang melintas karena ditutup jalurnya (lockdown). Saya hanya bisa menunggu saja, meski tak pernah berkabar, lambat laun pasti mereka tahu keberadaan dan kondisi saya," tuturnya.

Baca juga: Kisah Rohadi, Difabel Pembuat Springbed, Terdampak Pandemi dan Beralih Rakit Truk Mainan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com