Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Parang, Keluarga Ngamuk di Rumah Sakit karena Pasien Korban Panah Tak Dioperasi, RS: Mereka Tak Sabar

Kompas.com - 15/08/2021, 21:24 WIB
Syarifudin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bima.

Dalam video yang beredar, warga yang merupakan keluarga pasien marah kepada perawat yang bertugas karena tidak bergerak cepat untuk membantu anggota keluarga mereka yang butuh penangan serius.

Baca juga: Mimpi Kristina Jadi Paskibraka di Istana Buyar karena Dibilang Positif Covid-19, Penggantinya Tak Ada di Rangking

Bukan hanya bersuara keras, seorang pria yang mengenakan jaket hitam juga terlihat membawa parang.

Baca juga: Kau Polisi Kan, Jangan Kurang Ajar, Kulaporkan Nanti ke Kapolda, Enggak Bisa Menghargai Sesama!

Sementara satu orang lainya berkaus putih tampak berusaha mencegah kerabatnya yang hendak menyerang petugas.

Suasana semakin mencekam lantaran pria yang membawa sajam tiba-tiba memberontak serta merusak fasilitas yang ada di rumah sakit itu.

Hal itu membuat beberapa perawat ketakutan dan berusaha menghindar.

Humas RSUD Bima, dr M Akbar ketika dikonfirmasi menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/8/2021) pagi.

"Kejadian ini bermula ketika ada salah satu pasien rujukan. Pasien tersebut mengalami luka terkena busur panah. Sementara pihak keluarga meminta untuk secepatnya dioperasi. Namun, karena tidak sabar menunggu, mereka kemudian mengamuk serta mengancam dokter dan perawat dengan parang," ujar Akbar saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam

Pasien dengan luka panah di dada itu sebelumnya dilarikan dari Puskesmas Woha ke IGD RSUD Bima pada Minggu pukul 01.30 WITA dengan kondisi stabil.

Pihak keluarga, meminta pasien segera dioperasi, tapi permintaan itu tidak langsung digubris oleh pihak rumah sakit.

Menurut Akbar, sebelum tindakan operasi dilakukan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui pasien dan keluarga.

Hal itu dilakukan demi keamanan pasien dan kelancaran prosedur operasi.

Salah satunya, kesehatan pasien harus diperiksa, termasuk tes swab antigen untuk memastikan kondisi pasien sebelum menjalani operasi.

"Sementara pasien tersebut saat mau dilakukan swab antigen, keluarganya menolak dan meminta segera dilakukan tindakan operasi secepatnya," ujar dia.

Perawat kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah. Kemudian diputuskan bahwa pasien baru bisa dioperasi pukul 09.00 Wita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com