BIMA, KOMPAS.com - Beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bima.
Dalam video yang beredar, warga yang merupakan keluarga pasien marah kepada perawat yang bertugas karena tidak bergerak cepat untuk membantu anggota keluarga mereka yang butuh penangan serius.
Bukan hanya bersuara keras, seorang pria yang mengenakan jaket hitam juga terlihat membawa parang.
Baca juga: Kau Polisi Kan, Jangan Kurang Ajar, Kulaporkan Nanti ke Kapolda, Enggak Bisa Menghargai Sesama!
Sementara satu orang lainya berkaus putih tampak berusaha mencegah kerabatnya yang hendak menyerang petugas.
Suasana semakin mencekam lantaran pria yang membawa sajam tiba-tiba memberontak serta merusak fasilitas yang ada di rumah sakit itu.
Hal itu membuat beberapa perawat ketakutan dan berusaha menghindar.
Humas RSUD Bima, dr M Akbar ketika dikonfirmasi menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/8/2021) pagi.
"Kejadian ini bermula ketika ada salah satu pasien rujukan. Pasien tersebut mengalami luka terkena busur panah. Sementara pihak keluarga meminta untuk secepatnya dioperasi. Namun, karena tidak sabar menunggu, mereka kemudian mengamuk serta mengancam dokter dan perawat dengan parang," ujar Akbar saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam
Pasien dengan luka panah di dada itu sebelumnya dilarikan dari Puskesmas Woha ke IGD RSUD Bima pada Minggu pukul 01.30 WITA dengan kondisi stabil.
Pihak keluarga, meminta pasien segera dioperasi, tapi permintaan itu tidak langsung digubris oleh pihak rumah sakit.
Menurut Akbar, sebelum tindakan operasi dilakukan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui pasien dan keluarga.
Hal itu dilakukan demi keamanan pasien dan kelancaran prosedur operasi.
Salah satunya, kesehatan pasien harus diperiksa, termasuk tes swab antigen untuk memastikan kondisi pasien sebelum menjalani operasi.
"Sementara pasien tersebut saat mau dilakukan swab antigen, keluarganya menolak dan meminta segera dilakukan tindakan operasi secepatnya," ujar dia.
Perawat kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah. Kemudian diputuskan bahwa pasien baru bisa dioperasi pukul 09.00 Wita.